IdolaFM, Semarang – Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir diperlukan sinergi semua pihak. Pasalnya, penyebab kematiannya beragam dan tak ada penyebab tunggal. Tercatat, tahun ini hingga Agustus, kematian ibu melahirkan mencapai 403 kasus.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo dalam Diskusi Semarang Trending Topics (Membangun Jawa Tengah) bertema โTurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahirโ, Senin, (14/9) di Hotel Dafam Semarang. Dalam acara yang diselenggarakan Radio Idola 92,6 FM bekerjasama dengan JHpiego, AJI Semarang, Bank Jateng, Hotel Dafam, dan Warung Kananga itu hadir pula narasumber lain yakni, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan dr Hartanti Hardjono, Provincial Team Leader Program EMAS Jawa Tengah.
Menurut Yulianto, banyak faktor penyebab kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Di antaranya faktor masyarakat, kesehatan primer, kesehatan sekunder, dan mutu pelayanan. Faktor masyarakat, contohnya, remaja putri sekitar 50 persen mengalami anemia. โSelain itu, sepertiga usia subur juga menderita anemia dan rendah gizi,โ ujar Yulianto dalam diskusi yang dimoderatori penyiar Radio Idola 92,6 FM, Nadia Ardiwinata,
Menurut dia,problem ini membutuhkan komitmen bersama. Semua pihak punya potensi besar untuk menekan angka kematiannya. Mulai dari peran tim penggerak PKK, kader-kader kesehatan, puskesmas, rumah sakit hingga media massa. โSelain itu, maraknya teknologi melalui telepon seluler juga bisa dimanfaatkan, dengan memanfaatkan layanan SMSBunda ini,โ katanya.
Yulianto menyebutkan, kasus kematian ibu hamil di Jawa Tengah masih terbilang tinggi. Jawa Tengah termasuk salah satu daerah yang berposisi di jajaran atas daerah dengan angka kematian ibu tinggi. Di Jawa Tengah, tiap tahun ada 500 ribu kehamilan. โ15 persen di antaranya ada risiko komplikasi. Ini yang harus kita awasi,โ kata dia.
Hingga Agustus 2015 ini, sudah ada 403 kasus ibu meninggal saat melahirkan. Adapun pada 2014, angka kematian ibu melahirkan mencapai 711 kasus dan angka kematian bayi 5.666 kasus. Itu berarti setiap hari terdapat hampir 2 orang ibu hamil meninggal dan hampir 16 bayi meninggal setiap hari. Pemerintah mendorong agar persalinan ibu hamil dilakukan di puskesmas, tak lagi di bidang.
Menurut Yulianto, untuk keberadaan dukun bayi, masih tetap diperlukan untuk pijat bayi atau ibunya. โYang menolong persalinan tetap tenaga kesehatan,โ katanya.