Semarang, 92.6 FM-Sepanjang 2016 kemarin, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan laporan hasil survei mengenai literasi dan inklusi keuangan. Indeks literasi keuangan secara nasional berada di angka 29,66 persen, dan indeks inklusi keuangan sebesar 67,82 persen.
Sampai dengan saat ini, OJK masih terus mendorong program literasi dan inklusi keuangan, agar target indeks inklusi keuangan yang dicanangkan pemerintah sebesar 75 persen pada 2019 bisa terwujud.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, agar tingkat indeks inklusi keuangan meningkat, maka peran mahasiswa dari fakultas ekonomika dan bisnis harus memiliki pengetahuan yang bagus tentang keuangan. Oleh karenanya, perguruan tinggi juga dituntut bisa memberikan kesempatan dan akses kepada mahasiswanya untuk menempa pengetahuan tentang keuangan.
Menurutnya,ada hubungan yang erat antara tingkat kemajuan ekonomi bangsa dengan pengetahuan keuangan. Intinya, jelas Muliaman, mahasiswa fakultas ekonomika dan bisnis di semua perguruan tinggi di Indonesia harus melek keuangan.
“20 tahun lalu kita berjuang untuk bisa melek huruf, sekarang dan 20 tahun mendatang berjuang untuk melek keuangan. Sebab, meningkatkan indeks inklusi keuangan sangat penting artinya bagi perekonomian sebuah bangsa,” ujar Muliaman saat menjadi pembicara di acara seminar nasional Unissula, Selasa (24/1).
Muliaman menjelaskan, dengan adanya peningkatan indeks inklusi keuangan, maka target menuju indeks keuangan sebesar 75 persen pada 2019 bisa tercapai. (Bud)