Semarang, Idola 92.6 FM – DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng menyebut kurangnya angka penyediaan rumah (backlog) tinggi karena mahalnya harga lahan dan belum diminatinya rumah susun di kawasan perkotaan.
Wakil Ketua DPD REI Jateng bidang Promosi Humas dan Publikasi Dibya Hidayat di Semarang, Kamis (17/11/16) mengatakan, pihaknya belum bisa mendapatkan data yang akurat tentang angka backlog atau defisit ketersediaan rumah.
”Kendalanya banyak untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah di Jawa Tengah. Lahan yang pasti menjadi kendala paling besar, selain makin sempit, harganya terus naik. Masyarakat perkotaan juga belum terbiasa tinggal di rumah susun,”
Diluar hal itu, menurutnya, data tentang angka backlog dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dengan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi perbedaan.
Namun, Dibya memperkirakan, jika angka backlog di Jawa Tengah bisa mencapai ribuan unit rumah. Hal itu tidak lepas, dari kinerja pengembang yang tergabung di DPD REI Jateng hanya mampu membangun 7.800 unit rumah.
7.800 unit rumah itu, baik rumah FLPP maupun komersial. Padahal, jelas Dibya, tahun ini DPD REI Jateng menargetkan pembangunan 10 ribu unit rumah meskipun juga telah direvisi.
Sementara itu, lanjut Dibya, terkait dengan pembangunan sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo juga belum bisa terlaksana.
Salah satu kendalanya, karena aturan tentang tata ruang dan wilayah di satu kota atau kabupaten terkadang bergesekan dengan aturan milik provinsi. (Budi A/Diaz A)