Semarang, Idola 92,6 FM-BMKG menyebutkan, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia selatan Pulau Jawa menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jawa Tengah.
Selain itu, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yogya Sambodo mengatakan kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem, berupa hujan dengan intensitas sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah selama periode 13-15 Maret 2025.
Menurut Yoga, pada 13 Maret 2025 beberapa wilayah di Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem di antaranya Cilacap, Banyumas, Purbalingga dan Salatiga serta Grobogan.
“Untuk tanggal 14 Maret daerah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem di antaranya Kebumen, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Pati dan Kota Semarang serta Kendal,” kata Yoga.
Yoga menjelaskan, cuaca ekstrem juga diprediksi terjadi pada 15 Maret 2025 di beberapa daerah di antaranya Kota Magelang, Boyolali, Blora, Batang dan Pemalang serta Brebes.
“BMKG menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan,” pungkasnya. (Bud)