Petani bawang merah saat panen raya dan dikirim ke Jakarta.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pada Februari 2025 kemarin, provinsi ini mengalami deflasi sebesar 0,78 persen secara bulanan dan lebih dalam dari deflasi nasional sebesar 0,48 persen secara bulanan. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, Selasa (4/3).

Rahmat menjelaskan, deflasi terdalam di Kabupaten Wonogiri sebesar 1,36 persen secara bulanan.

Penurunan tekanan inflasi pada periode laporan masih dipengaruhi kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,74 persen secara bulanan.

“Ini seiring dengan pemberian diskon 50 persen kepada pelanggan rumah tangga PLN daya di bawah 2.200 VA yang masih berlangsung hingga Februari 2025,” kata Rahmat.

Menurut Rahmat, penurunan tekanan inflasi terdalam bersumber dari komoditas cabai merah seiring dengan pasokan cabai dari petani kembali normal dan didukung cuaca yang kondusif.

Selain itu, komoditas bawang merah juga mengalami deflasi seiring dengan panen yang masih terjadi di sejumlah daerah sentra bawang merah di Jateng.

“Deflasi yang disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau memiliki andil 0,19 persen secara bulanan,” jelasnya.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, seiring dengan momentum Ramadan dan menjelang Idul Fitri nanti pihaknya bersama para pemangku kepentingan akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News