Semarang, Idola 92,6 FM-Wacana mengubah pengecek elpiji tiga kilogram, menuai pro dan kontra.
Sebab, masyarakat merasa terbantu terutama yang jauh dari pangkalan elpiji.
Sementara, pemerintah ingin mambantu masyarakat dengan penerapan harga elpiji yang terjangkau dan bisa dipantau serta tepat sasaran.
Sekretaris LP2K Jawa Tengah Ngargono mengatakan pihaknya mengusulkan, agar pedagang eceran elpiji tiga kilogram bisa masuk di rantai distribusi Pertamina. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, belum lama ini.
Menurutnya, selama ini distribusi elpiji tiga kilogram dirasa masih belum aman.
Ngargono menjelaskan, selain karena kebijakan pemerintah yang menghilangkan pengecer elpiji awal Februari 2025 juga bertepatan dengan kapal tanker pembawa elpiji tidak bisa bongkar akibat cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.
Ngargono berharap, pengecer diberikan SK gubernur dan harga diatur dan penanggungjawabnya adalah pangkalan.
“Kondisi riil ini masih belum aman menurut saya. Ini ada dua penyebab, yang pertama adalah kebijakan pemerintah waktu itu menghilangkan pengecer dan kedua kondisi cuaca yang memang menyebabkan tanker tidak bisa bongkar. Terkait kebijakan pengecer saya kira memberikan usulan kepada pemerintah provinsi, supaya pengecer ini dimasukkan dalam mata rantai resmi distribusi. Dipayungi dengan SE gubernur yang sudah diatur harganya, dan siapa penanggung jawabnya,” kata Ngargono.
Lebih lanjut Ngargono menjelaskan, solusi tersebut dinilai adil bagi semua pihak dan penjualannya juga bisa diawasi.
Apabila tidak diatur, malah membuat harga elpiji tiga kilogram menjadi liar. (Bud)