BI: Sinergi Kebijakan Jadi Kunci Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menegaskan pentingnya kolaborasi erat dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan, guna merumuskan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga serta mendorong peningkatan investasi dan memercepat digitalisasi khususnya untuk segmen pemerintah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan diperlukan penguatan strategis untuk mendorong sektor prioritas Jawa Tengah, khususnya sebagai lumbung pangan dan penumpu industri nasional. Pernyataan itu disampaikan di acara High Level Meeting bertema Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Stabilisasi Harga, Investasi dan Digitalisasi Sistem Pembayaran di kantornya, Rabu (12/2).

Rahmat menjelaskan, strategi itu di antaranya perkembangan sistem pembayaran digital di Jateng strategi dan penguatan sinergi stakeholder menjaga stabilitas dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan, hingga upaya pengendalian inflasi di hulu dan di hilir.

Menurut Rahmat, sinergi bauran kebijakan nasional perlu ditingkatkan guna memitigasi dampak negatif risiko global dan meningkatkan kinerja perekonomian.

“Inflasi di Jawa Tengah per Januari 2025 yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,46 persen (mtm) atau 1,28 persen (yoy), dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik bagi rumah tangga kecil. Namun, kenaikan harga beras masih menjadi tantangan utama mengingat Jawa Tengah merupakan salah satu produsen beras terbesar di Indonesia,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jateng yang masih berkisar pada lima persen perlu didorong agar mencapai target delapan persen pada 2029 mendatang.

Oleh karena itu, penguatan strategi investasi berfokus pada sektor prioritas seperti pertanian dan industri pengolahan.

‘KERIS Jateng menargetkan optimalisasi promosi investasi, perluasan basis investor dan peningkatan kualitas proyek investasi melalui kerja sama dengan universitas dan sektor swasta. Di sisi kebijakan makroprudensial, insentif likuiditas akan diarahkan untuk sektor-sektor yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News