Semarang, Idola 92,6 FM-BMKG memberi peringatan kepada masyarakat Jawa Tengah, dalam tiga hari ke depan berhati-hati adanya potensi cuaca ekstrem.
Yakni pada 4-6 Januari 2025, berpotensi adanya bibit Siklon Tropis 94S di sekitar Samudera Hindia Barat Daya Banten.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo mengatakan bibit Siklon Tropis 94S di sekitar Samudera Hindia Barat Daya Banten menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara, perlambatan angin dan belokan angin di Jawa Tengah. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Menurut Yoga, kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir/kilat dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng selama periode 4-6 Januari 2025.
“Tanggal 4 Januari 2025 wilayah yang perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Boyolali, Jepara, Grobogan, Kabupaten Tegal, Pemalang dan sekitarnya,” kata Yoga.
Yoga menjelaskan, pada 5 Januari 2025 wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten Tegal, Pemalang, Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Semarang, Salatiga, Grobogan, Rembang, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Kudus, Pati dan sekitarnya,” jelasnya.
“Tanggal 6 Januari 2025 wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem adalah Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Brebes, Kabupaten Tegal, Pemalang, Kab/Kota Pekalongan, Batang, Kendal, Kab/Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Pati, Kudus, Rembang, Blora, Grobogan dan sekitarnya,” ucap Yoga.
Yoga mengimbau kepada masyarakat, agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Beberapa bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (Bud)