Semarang, Idola 92,6 FM-OJK mencatat, pasar bursa karbon sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 29 November 2024 kemarin ada 94 pengguna jasa mendapatkan izin.
Total volumenya mencapai 906.440 tCO2e, dengan akumulasi nilai sebesar Rp50,55 miliar dan rincian nilai transaksi 19,83 persen di pasar reguler serta 43,39 persen di pasar negosiasi dan 36,56 persen di pasar lelang serta 0,22 persen di marketplace.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 12 Desember 2024 menunjukkan kenaikan 1,67 perse jika dihitung dari awal tahun, dan sampai dengan 12 Desember 2024 IHSG di angka 7.394,24. Hal itu disampaikan dalam sesi siaran pers secara daring, kemarin.
Inarno menjelaskan, OJK melihat dan memerhatikan beberapa asesmen dari beberapa analis pasar modal dan ekonom menilai kinerja pasar modal tahun ini lebih baik dibandingkan akhir November kemarin.
“Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar mempertimbangkan terdapat 4.089 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang dapat ditawarkan,” kata Inarno.
Menurut Inarno, OJK memiliki outlook yang positif terkait pasar modal Indonesia di akhir 2024 hingga 2025.
“Untuk pasar saham domestik di November 2024 tercatat melemah sebesar 6,07 persen mtd per 29 November 2024 ke level 7.114,27. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12 ribu triliun atau turun 5,48 persen mtd,” pungkasnya. (Bud)