Strategi Ini Dipakai BI Jateng Untuk Kembangkan Industri Kuliner Halal

Pelaku usaha kuliner diajak menggaungkan produk olahan halal yang diadakan BI Jateng lewat talk show Jateng Halal Foodcamp 2024.

Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menggelar Jateng Halal Foodcamp 2024 di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (20/11).

Jateng Halal Foodcamp 2024, menjadi strategi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng untuk mendukung penguatan industri kuliner halal dan program ketahanan pangan.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung program ketahanan pangan, sekaligus mengakselerasi perkembangan industri syariah.

Menurut Ndari, guna mengakselerasi program tersebut pihaknya menggelar Jateng Halal Foodcamp 2024 dalam rangka memerluas edukasi bagi masyarakat terkait makanan yang halalan thayiban.

Selain itu juga menciptakan kreasi makanan halal, menggunakan produk olahan komoditas pangan strategis pendukung Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Ndari menjelaskan, pihaknya juga ingin meningkatkan kompetensi dan kapasitas pondok pesantren (ponpes) menjadi pelaku industri makanan halal sekaligus menggaungkan syiar ekonomi syariah.

Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi langkah strategis dalam melahirkan talenta-talenta berbakat dari ponpes dan SMK di Jateng untuk mengembangkan sektor kuliner melalui berbagai seni kreasi pengolahan bahan pangan khas provinsi ini dan aneka olahan produk komoditas pangan strategis.

Tujuan akhirnya, untuk memajukan ekosistem halal value chain di bidang olahan pangan dan juga mendukung pengendalian inflasi.

“Mengembangkan UMKM yang halal, sehingga bisa diterima oleh semua orang. Kalangan ponpes juga diharapkan memperkuat rantai halal value chain dalam rangka pengembangan ekonomi syariah,” kata Ndari.

Lebih lanjut Ndari menjelaskan, melalui Jateng Halal Foodcamp 2024 juga diedukasi pentingnya pemanfaatan dan pengolahan berbagai produk turunan dari komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi.

Untuk itu, diperlukan edukasi yang masif agar masyarakat terbiasa menggunakan produk olahan yang sehat.

“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para guru/pendamping dan pelajar/santri di bidang tata boga, sekaligus melahirkan talenta pelaku usaha syariah bidang kuliner di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News