Semarang, Idola 92.6 FM – Donald Trump secara resmi menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat setelah memenangkan pemilu AS tahun 2024. Pilpres AS merupakan momen krusial yang akan menentukan arah kebijakan Amerika Serikat ke depan yang memengaruhi hubungan AS dengan negara-negara global, termasuk Indonesia.
Pilpres AS menjadi perhatian โduniaโ karena dampaknya yang meluas terutama terhadap ekonomi internasional. Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden AS pada 2017โ2021 dikenal dengan kebijakan ekonomi proteksionisnya yang cenderung membatasi perdagangan internasional.
Bagi Indonesia misalnya, kebijakan ekonomi AS memiliki dampak langsung pada sektor perdagangan dan investasi terutama karena Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang utama. Jika Trump kembali terpilih, dapat diprediksi, akan ada perubahan besar pada kebijakan tarif impor yang berpotensi menciptakan hambatan bagi produk Indonesia di pasar AS. Sehingga, kondisi ini menuntut langkah strategis dari pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi dampaknya dan menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Lalu, apa saja dampaknya bagi โhubungan dagangโ antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam pemerintahan Donald Trump dan Partai Republik? Apa saja hal-hal yang akan menjadi โpembedaโ dibanding pemerintahan Partai Democrat?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho.ย (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: