Semarang, Idola 92,6 FM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebutkan, inflasi Oktober 2024 sebesar 0,19 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,08 persen.
Namun secara tahunan, inflasi di Jateng mencapai 1,60 persen dan masih lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,71 persen.
Pelaksana tugas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan kenaikan Oktober 2024 dipengaruhi peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, Selasa (5/11).
Ndari menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi antara lain daging ayam ras dengan andil 0,05 persen dan bahan bakar rumah tangga andilnya 0,04 persen.
“Kenaikan harga daging ayam ras terjadi di sembilan kota dan kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah. Kenaikan tertinggi di Purwokerto,” kata Ndari.
Menurut Ndari, faktor utama yang mendorong kenaikan harga daging ayam ras adalah peningkatan harga rerata bulanan untuk Day Old Chicken (DOC) dan ayam pedaging yang mulai terjadi sejak September 2024.
“Kondisi ini sejalan dengan harga jagung pakan ternak yang meningkat menjadi Rp6.011 per kilogram pada Oktober 2024, dari bulan lalu yang sebesar Rp5.982/kg. Selain itu, terdapat penyaluran bantuan stunting dalam bentuk daging ayam ras dan telur ayam ras di Jawa Tengah yang juga turut mendorong permintaan,” jelasnya.
Guna menjaga stabilitas harga di Jateng, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi terus mengintensifkan berbagai program pengendalian inflasi.
Melalui kerangka 4K yaitu keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan komunikasi efektif diharapkan mampu mengelola inflasi tetap berada dalam rentang sasaran sebesar 2,5 ยฑ1 persen. (Bud)