Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Perum Jasa Tirta I yang merupakan BUMN di bidang pengelolaan sumber daya air menebar 50 ribu bibit ikan di danau rawa pening, kabupaten Semarang, sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas air di danau tersebut pada rabu (30/10).
Kepala Divisi Jasa ASA Perum Jasa Tirta I, Didit Priambodo mengatakan, dari pemeriksaan yang dilakukan pada 14 titik anak sungai yang masuk ke danau rawa pening, diketahui air di danau ini dalam level tercemar sedang.
“Dari hasil uji kualitas semester terakhir kemarin memang masih berstatus tercemar sedang. Ada beberapa parameter yang baku mutunya melebihi batasan ada BOD, Nitrogen dan Pospat,” ungkap Didit
Menurutnya, pencemaran air di danau rawa pening salah satunya dikarenakan aktifitas pertanian dan budidaya perikanan masyarakat sekitar yang banyak menggunakan pupuk. Selain menyebabkan pencemaran air, aktivitas tersebut juga menyebabkan tumbuhannya enceng gondog secara berlebihan.
“Kondisi rawa pening ini over nutrient karena aktivitas pertanian dan budidaya perikanan karena ada pupuk dan pakan ikan yang berlebihan. Ini juga menyebabkan enceng gonod over populated ya,” ungkapnya
Didit menambahkan, program penebaran bibit ikan ini merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan selama lima tahun terakhir. Ia berharap bibit ikan yang ditebar mampu mengembalikan ekosistem perikanan di danau rawa pening.
“Harapannya bisa mengurangi ketergantungan masyarakat akan budidaya perikanan yang selama ini berkontribusi pada pencemaran. Masyarakat diharapkan bisa beralih ke budidaya tangkap,”ungkapnya
Sementara itu Kabid Pelaksanaan Jaringan Sumber Air(PJSA) BBWS Pemali Juana, Lalu Ardian menyambut baik kegiatan tersebut, yang merupakan bentuk sinergitas untuk melestarikan lingkungan danau rawa pening. MEnurutnya pengelolaan lingkungan rawa pening tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah.
“pengelolaan danau rawa pening seluas ini tidak mungkin dilakukan sendiri. Jadi ini salah satu bentuk kerja nyata termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkapnya
Pihaknya sendiri terus melakukan pemeliharaan berupa pengerukan lumpur untuk mengurangi sedimentasi yang terus terjadi di danau ini. Untuk melakukan pemeliharaan pihaknya memiliki 14 silfester dan satu kapal.
“saat ini sudah ada satu kapal untuk mengeruk sedimentasi, kemudian 14 silfester yang didukung dengan empat eskavator. Setiap harinya kapal mengeruk seribu kubik,” pungkasnya