Kementerian Investasi dan Hilirisasi Sebut Jateng Cukup Mantap Sambut Investor

Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Rakhmat Yulianto (kiri) saat berada di acara CJIBF 2024 di Grand Batang City.

Batang, Idola 92,6 FM-Kementerian Investasi dan Hilirisasi menyebutkan, ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024 yang diadakan Pemprov Jawa Tengah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng patut diapresiasi dan layak dikembangkan di masa mendatang.

Sebab, dalam mendorong roda perekonomian dibutuhkan adanya investasi yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Rakhmat Yulianto mengatakan penyelenggaraan CJIBF 2024 dipandang tepat, karena Jateng menjadi salah satu provinsi yang dilirik para calon investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya atau pengembangan usahanya. Hal itu dikatakan di sela kegiatan CJIBF 2024 di Grand Batang City, Selasa (29/10).

Menurutnya, Jateng bagi Kementerian Investasi dan Hilirisasi memiliki tempat tersendiri karena memiliki cukup banyak kawasan industri yang bisa menarik minat calon investor.

Salah satunya adalah Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), yang digadang-gadang menjadi primadona baru untuk memfasilitasi calon investor membuka usaha di Jateng.

Rakhmat menjelaskan, kawasan industri terpadu direncanakan bisa bersaing dengan wilayah perindustrian yang sudah ada sebelumnya.

Oleh karena itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi bersama Pemprov Jateng membuka KITB untuk menangkap peluang adanya relokasi industri dari daerah Jawa Barat.

“Saya rasa Jawa Tengah memiliki arti penting dalam pengembangan investasi di Indonesia, khususnya persaingan global dalam menarik investasi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ini dapat kita lihat memang cukup menggembirakan untuk tahun ini, dan dapat bergerak di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Rakhmat.

Lebih lanjut Rakhmat menjelaskan, keunggulan lainnya yang dimiliki Jateng adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang cukup unggul.

Sebab, ke depan tantangan dalam menarik investasi akan lebih menantang karena tidak hanya bersaing di negara-negara berkembang di kawasan ASEAN tetapi juga bersaing dengan negara maju.

“Dari geopolitik saat ini, ternyata memang pemerintah negara maju berusaha menarik balik investasi balik ke negara masing-masing. Oleh karenanya, kami di Kementerian Investasi dan Hilirisasi pada tahun ini mendapat target sebesar Rp1.623 triliun,” jelasnya.

Rakhmat berharap, pada tahun mendatang bisa menyiapkan investasi yang berkelanjutan melalui sistem energi berkelanjutan. (Bud)

Ikuti Kami di Google News