Bagaimana Mengajar Anak-anak agar Mempunyai Nalar Kritis?

ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM – Kurang jelas, apa sebabnya, dan apa konteksnya, baru-baru ini Elon Musk menyatakan: “Menurut saya, mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis sangatlah penting. Itu seperti ‘benteng’ mental. Ajari mereka jenis-jenis logical fallacy dan bentuk tipu daya yang mungkin mereka hadapi. Lindungi anak-anak dari propaganda. Pada dasarnya, ajari anak-anak untuk bersikap skeptis terhadap apa yang mereka dengar.” Begitu kata Elon Musk-Pendiri SpaceX.

Apa yang dikatakan Elon Musk, sejalan dengan hasil penelitian Tim psikolog dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat baru-baru ini. Dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal Nature Human Behavior disebutkan, sangat penting bagi orang dewasa untuk mengajarkan kepada anak-anak soal keterampilan pengecekan fakta yang praktis. Hal ini mengingat skeptisme alami anak-anak dan paparan awal terhadap misinformasi di internet cenderung tidak terbatas.

Apalagi, misinformasi dikemas semakin halus sehingga mereka harus semakin waspada. Ini bisa diperkuat dengan memaparkan anak-anak pada hal-hal yang tidak masuk akal, tetapi dengan pengawasan di awal.

Penelitian itu juga menyebutkan, daripada sibuk membersihkan lingkungan ‘online’ mereka, orang dewasa harusnya fokus membekali anak-anak dengan perangkat dan kemampuan untuk menilai informasi yang mereka temukan secara kritis pada saat mendapatkan informasi online yang mengandung hoaks.

Kalau begitu pentingnya mengajarkan anak-anak keterampilan mengakses internet, lalu bagaimana cara mengajarkan kepada anak-anak agar mempunyai nalar kritis dan mempunyai pertimbangan yang independen dari giringan informasi yang simpang-siur?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. M. Mukhsin Jamil. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News