Semarang, Idola 92.6 FM – Presiden Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi presiden ke-8 RI Minggu (20/10). Usai dilantik, Prabowo langsung menyampaikan pidato perdananya. Presiden menyampaikan banyak persoalan, mulai dari ekonomi, korupsi, hingga kemiskinan.
Dalam pidatonya, setidaknya ada lima janji yang disampaikan; Pertama, memangkas kemiskinan. Kedua, merombak bantuan masyarakat miskin menjadi subsidi langsung. Ketiga, Swasembada pangan. Keempat, swasembada energi. Dan, kelima, hilirisasi.
Di hadapan Majelis Permusyawaratn Rakyat (MPR) RI, Prabowo juga menyinggung masih maraknya praktik korupsi di Indonesia. Prabowo pun mengingatkan: para pejabat negara dan pejabat politik harus berani mengakui—bahwa masih banyak terjadi kebocoran anggaran negara untuk urusan yang menyimpang.
Tak luput menjadi sorotan, Presiden juga menyinggung masih banyaknya rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Termasuk, generasi muda bangsa, anak-anak, yang tidak punya pakaian bahkan tidak sarapan pagi sebelum bersekolah lantaran keterbatasan biaya hidup. Prabowo menegaskan, pejabat negara dan pejabat politik harus berani melihat kenyataan yang terjadi di negeri ini. Baginya, boleh bangga dengan prestasi/ namun jangan terlalu cepat gembira—bahkan menutup mata dan hati atas tantangan dan penderitaan yang dialami rakyat.
Lalu, membaca arah dari pidato perdana Presiden Prabowo Subianto; Apakah sudah mengakomodasi berbagai persoalan dan tantangan yang ada? Apa saja kendala dan ancaman yang perlu diwaspadai?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Yanuar Nugroho, PhD (Akademisi/Dosen STF Driyarkara dan Anggota Kehormatan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Aditya Perdana, PhD (Pengamat politik Universitas Indonesia), dan Eliza Mardian (Peneliti CORE Indonesia). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: