Berantas  Angka Kebutaan, RS Mata JEC Candi Semarang Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Dalam rangka memperingati world sight day 2024, RS Mata JEC Candi Semarang menggelar bakti social operasi katarak gratis.  Sebanyak 29 orang dari berbagai daerah mendapatkan operasi katarak gratis pada kegiatan yang dilaksanakan pada sabtu (19/10) kemarin.

Direktur Utama RS Mata JEC Candi Semarang, dr.Sri Inakawati mengatakan, pelaksanaan operasi katarak gratis ini merupakan komitmen RS Mata JEC Candi untuk ikut menekan angka kebutaan akibat katarak di masyarakat. Berdasarkan catatan persatuan dokter mata Indonesia (Perdami),  angka prevalensi kebutaan akibat katarak di Jateng saat ini mencapai 2,78 persen.

“ Ini sesuai dengan visi dan misi rumah sakit JEC yang perduli dengan permasalahan kebutaan di masyarakat,” ujarnya Sri Inakawati

Menurut Sri Inakawati,  RS Mata JEC Candi Semarang berkomitmen untuk terus melakukan bakti social secara rutin, mengingat belum semua permasalahan kebutaan dimasyarakat dapat diselesaikan melalui BPJS.

“kendati ada beberapa yang memang ditangani oleh BPJS, namun demikian tidak semua dapat tertangani karena keterbatasan – keterbatasan juga. Jadi kami berkomitmen untuk perduli untuk masalah tersebut,” katanya

Sementara itu Ketua panitia kegiatan bakti social, dr. Ita Qunita Sp.M mengatakan, terdapat 45 orang yang berasal dari Semarang, Kendal dan Demak yang mendaftar untuk mengikuti katarak gratis kali ini. Menurutnya dari jumlah tersebut 29 orang dinyatakan lulus skrining, yang  meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, tekanan darah dan  gula darah.

“Misal gula darahnya tinggi memang dipending dulu untuk operasi kataraknya. Tapi masih tetap bisa ikut untuk kegiatan operasi katarakak selanjutnya,” ungkap

Ita mengatakan, pada kegiatan kali ini, RS mata JEC melibatkan 12 dokter spesialis mata untuk melakukan operasi katarak gratis dengan metode pacho emulsifikasi. Metode modern ini hanya menggunakan sayatan kecil dengan lensa tanam,  sehingga meminimalkan terjadinya komplikasi, serta waktu penyembuhan juga relatif lebih  singkat.

“Teknik operasi ini dengan sayatan yang kecil sekitar 2,5 mili saja. Kemudian kita gunakan lensa tanam juga . harapannya tajam penglihatannya lebih baik dibanding sebelum operasi,” ungkapnya

Ita menyebut bahwa ketarak memang banyak terjadi pada usia lanjut, khususnya umur 45 tahun keatas seiring  terjadinya proses degenerasi atau penuaan. Untuk itu ia menyarankan masyarakat untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika penglihatan sudah mulai buram dan menganggu aktivitas.

“usia 45 tahun keatas memang lensa mata kita sudah mulai terjadi proses kekeruhan. Seiring dengan berjalannya usia kekeruhan akan bertambah,” pungkasnya

Artikel sebelumnya4 Dao KAI Jalin Kerja Sama Dengan Kejati Jateng
Artikel selanjutnyaPenetapan Upah Minimum 2025, Pemprov Jateng Serap Aspirasi Buruh dan Pengusaha
Timotius Aprianto
Jurnalis senior dan koordinator liputan Radio Idola Semarang.