Delegasi Indonesia Gaungkan Kesetaraan Gender di W20 Summit Brazil

Chair Women20 (W20) Indonesia Hadriani Uli Silalahi (tengah) di W20 Summit Brazil, Rio de Janeiro.

Semarang, Idola 92,6 FM-Delegasi Indonesia yang dipimpin Hadriani Uli Silalahi dan Dian Siswarini, menyerukan kebijakan inklusif untuk meningkatkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan di ajang Women 20 (W20) Summit di Rio de Janeiro, akhir pekan kemarin.

Hal itu menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong perubahan signifikan jangka panjang, bagi perempuan di berbagai sektor seperti bisnis dan pendidikan serta teknologi.

Chair W20 Presidensi Indonesia Hadriani Uli Silalahi menekankan pentingnya rekomendasi yang disampaikan W20, dalam upaya memercepat kesetaraan gender.

Menurutnya, dokumen tersebut tidak hanya berfungsi sebagai panduan bagi negara-negara anggota G20 tetapi juga sebagai instrumen penting untuk mendorong partisipasi perempuan dalam berbagai sektor ekonomi.

“Rekomendasi yang disampaikan oleh W20 tidak hanya penting untuk mempercepat kesetaraan gender, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memberdayakan perempuan secara ekonomi dalam kerangka pembangunan global,” kata Uli.

Uli menjelaskan, pemberdayaan ekonomi perempuan adalah kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di tingkat global.

Saat ini di Indonesia ada 65,5 juta UMKM dengan presentase terbanyak 64 persen UMKM dimiliki perempuan.

“Dengan meningkatkan akses perempuan terhadap peluang ekonomi, negara-negara akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang inklusif dan berdaya saing tinggi. Rekomendasi ini dapat segera diadopsi oleh negara-negara anggota G20 dan menghasilkan dampak yang signifikan bagi perempuan di seluruh dunia,” jelasnya.

Sementara Co-Chair W20 Indonesia Dian Siswarini menambahkan, peran W20 mendorong dialog antarnegara dan memerjuangkan agenda kesetaraan gender yang lebih komprehensif.

Melalui W20, negara-negara anggota G20 memiliki kesempatan untuk bekerja sama dalam merumuskan kebijakan yang mendukung perempuan tidak hanya dalam aspek pemberdayaan ekonomi tetapi juga dalam hal akses terhadap pendidikan, teknologi dan penghapusan kekerasan perempuan.

“Kesetaraan gender bukan hanya tujuan, tapi kunci untuk membuka potensi penuh ekonomi global kita. Dengan memberdayakan perempuan, kita memberdayakan bangsa. Melalui inisiatif seperti Sisternet, kami membuktikan bahwa pendekatan praktis berbasis komunitas dapat memberikan dampak yang bertahan lama. Saatnya kita membawa model-model ini ke panggung global,” ucap Dian.(Bud)

Ikuti Kami di Google News