Bina Santri Lapas: Dompet Dhuafa Beri Pelatihan Pemulasaran Jenazah untuk Warga Binaan

Ikuti Kami di Google News

Ambarawa, Idola 92.6 FM – Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menangani jenazah, Dompet Dhuafa Jawa Tengah telah melaksanakan kegiatan pelatihan pemulasaran jenazah di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang dan Lapas Kelas IIA Ambarawa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program bina santri lapas yang dikerjasamakan dengan lembaga-lembaga pemasyarakatan tersebut. Artikel ini akan membahas tentang pelaksanaan kegiatan tersebut, tujuan, dan dampaknya terhadap warga binaan.

Pelatihan pemulasaran jenazah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam masyarakat Islam. Proses penanganan jenazah meliputi memandikan, mengkafani, men-shalatkan, hingga menguburkan jenazah sesuai syariat Islam. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek religi, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi kematian.

Pada tanggal 25 September 2024, Dompet Dhuafa Jawa Tengah melaksanakan kegiatan pelatihan pemulasaran jenazah di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang. Tidak berselang lama, pada tanggal 26 September 2024, kegiatan serupa dilaksanakan di Lapas Kelas IIA Ambarawa. Kegiatan ini dipandu langsung oleh Ust. Pupu Syarifuddin, yang merupakan bagian dari Cordova (Corps da’i Dompet Dhuafa) dan telah berpengalaman menangani jenazah bersama tim Barzah Dompet Dhuafa.

Warga binaan di kedua lapas tersebut tampak antusias dengan kegiatan tersebut. Mereka aktif bertanya dan tidak meninggalkan tempatnya hingga acara selesai. Antusiasme ini menunjukkan bahwa warga binaan sangat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani jenazah, terutama dalam menghadapi kematian yang tidak terduga.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan, menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan agar warga binaan dapat memiliki bekal untuk bermanfaat di tengah masyarakat seusai menjalani masa tahanan. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan sarana untuk refleksi bersama dan muhasabah dengan mengingat terbatasnya waktu hidup manusia.

Pengampu Pembinaan Lapas Kelas IIA Ambarawa, Agus Wijayanto, menyatakan pihaknya merasa terbantu dan berterimakasih kepada Dompet Dhuafa Jawa Tengah yang telah membantu lembaga pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan terhadap warga binaan dengan terlaksananya kegiatan ini.

Kasi Binadik Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang, Mardiati Ningsih, mengapresiasi program bina santri lapas yang tidak hanya mengangkat tema religi yang esoteris dengan metode konvensional, tetapi juga membawa tema-tema praktis yang dekat dengan masyarakat, salah satunya pelatihan pemulasaran jenazah

Kegiatan pelatihan pemulasaran jenazah yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Tengah di Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang dan Lapas Kelas IIA Ambarawa telah menunjukkan dampak positif yang signifikan. Warga binaan telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani jenazah, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses penanganan jenazah sesuai syariat Islam. Kegiatan ini juga telah membantu lembaga pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan terhadap warga binaan, sehingga dapat bermanfaat di tengah masyarakat seusai menjalani masa tahanan.

Dengan demikian, kegiatan pelatihan pemulasaran jenazah ini merupakan contoh yang baik dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi kematian, serta sebagai sarana refleksi dan muhasabah dalam mengingat terbatasnya waktu hidup manusia. (ims)