Semarang, Idola 92,6 FM-Masalah ketenagakerjaan, khususnya di sektor perikanan dan kelautan menjadi perhatian serius Pemprov Jawa Tengah.
Sebab, tenaga kerja di sektor tersebut dinilai rawan terhadap eksploitasi.
Sekda Jateng Sumarno mengatakan persoalan pekerja migran di sektor perikanan dan kelautan tidak semuanya berasal dari Jateng, tetapi juga dari luar wilayah Jateng utamanya Indonesia Timur. Hal itu dikatakan usai menerima kunjungan kerja delegasi Uni Eropa dan International Labour Organization (ILO) untuk Indonesia-Timur, kemarin.
Menurutnya, regulasi untuk melindungi tenaga kerja migran sudah banyak.
Saat ini, yang diperlukan adalah upaya penegakkan hukumnya.
“Untuk fokus perhatian dari ILO adalah masalah ketenagakerjaan dari semua sisi. Tapi yang lebih spesifik adalah pekerja migran kita yang di sektor perkapalan. Karena, permasalahan ini banyak terjadi bahwa pekerja di kapal-kapal ini terjadi eksploitasi,” kata Sumarno.
Sumarno lebih lanjut menjelaskan, kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang dilakukan PT Klasik Jaya Samudra di Pemalang dengan menjanjikan para korban bekerja sebagai ABK di China dan Taiwan.
Namun, para korban yang jumlahnya 46 orang dari Provinsi Sulawesi Utara dan dua orang dari Maluku Utara serta seorang dari Gorontalo tak kunjung diberangkatkan setelah menunggu selama tujuh bulan.
Kasus itu diungkap setelah ada informasi ke Mabes Polri, yang ditindaklanjuti dan berhasil diungkap oleh Polda Jateng.
“Setelah dicek bahwa mereka tidak memenuhi syarat untuk bisa sebagai pekerja legal di sektor perkapalan. Nah ini kalau kayak gini kan harus pulang,” pungkasnya. (Bud)