Semarang, Idola 92,6 FM-Sebanyak Rp8,81 triliun dialokasikan untuk sektor pendidikan dan kebudayaan, pada APBD 2025 mendatang.
Pemprov Jawa Tengah menyebut, alokasi tersebut tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan alokasi anggaran tersebut untuk penyediaan sarana prasarana pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan dan relevansi dunia usaha dan dunia industri, pembiayaan operasional sekolah melalui BOSDA dan BOP serta pembiayaan siswa melalui beasiswa siswa miskin. Hal itu dikatakan usai mengikuti rapat paripurna DPRD Jateng, kemarin.
Nana menjelaskan, untuk bidang kesehatan pemprov menganggarkan sebesar Rp3,11 triliun bagi Dinas Kesehatan dan empat rumah sakit umum daerah serta tiga rumah sakit jiwa daerah.
Anggaran tersebut difokuskan untuk pemberian bantuan iuran jaminan kesehatan, pemenuhan sarana prasarana di tujuh RSUD/RSJD, pembangunan gedung pelayanan tujuh lantai untuk pemenuhan kelas rawat inap standar (KRIS), penyediaan obat dan reagen serta vaksin esensial di 35 kabupaten/kota.
“Belanja daerah urusan bidang pendidikan dan kebudayaan sebesar Rp8,81 triliun. Anggaran ini difokuskan pada kegiatan penanganan anak tidak sekolah secara bertahap di wilayah kemiskinan ekstrem. Ini tindak lanjut dari Kebijakan Umum Anggaran dan prioritas Plafon Anggaran Sementara tahun 2025 yang sudah dibahas badan anggaran dan disepakati pada tanggal 16 Agustus lalu,” kata Nana.
Lebih lanjut Nana menjelaskan, struktur Rancangan APBD TA 2025 meliputi pendapatan dan belanja serta pembiayaan daerah.
Secara garis besar, pendapatan daerah diproyeksikan Rp23,54 triliun dan belanja daerah diproyeksikan Rp23,91 triliun, sehingga terdapat defisit sebesar Rp362,3 miliar.
“Defisit anggaran ditutup dengan surplus pembiayaan daerah. Adapun penerimaan pembiayaannya sebesar Rp432,3 miliar, dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp70 miliar untuk penyertaan modal, sehingga total pembiayaan netto sebesar Rp362,3 miliar dan silpanya nihil,” pungkasnya. (Bud)