Upaya Kendalikan Pangan Pemicu Inflasi di Jateng Efektif Pakai Cara Ini Ternyata

Masyarakat berbelanja kebutuhan pokok di mobil distribusi keliling milik Pemkot Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam mengendalikan inflasi daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah tidak bisa bekerja sendiri.

Dibutuhkan upaya dan kolaborasi bersama dengan seluruh stakeholder yang ada, guna mengatasi persoalan kenaikan harga bahan pangan di tengah masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pihaknya mengajak sejumlah pihak terkait, guna mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu dikatakan usia kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa di Balai Penyuluhan Pertanian Kota Semarang, Rabu (14/8).

Menurut Rahmat, upaya mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat itu dilakukan bersama pemerintah daerah setempat dan Bulog serta instansi pendukung lainnya.

Rahmat menjelaskan, pengendalian kenaikan harga kebutuhan pokok yang kerap dilakukan dan dinilai berhasil adalah gerakan pasar murah ataupun gerakan pangan murah.

Gerakan tersebut tidak harus dilakukan saat memasuki bulan Ramadan hingga Lebaran saja, tetapi digelar ketika ada gejolak harga komoditas pangan di masyarakat dan berpengaruh terhadap laju inflasi daerah.

“Gerakan pasar murah sudah banyak dgelar, beberapa ratus kali bahkan. Tercatat ada 790 kali kita gelar pasar murah. Dari pemprov ada, Pemkot Semarang ada dan beberapa pemerintah kabupaten juga melakukan gerakan pangan murah. Ini hanya sebagai puncaknya dalam bentuk seremonial Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan se-Jawa,” kata Rahmat.

Rahmat lebih lanjut menjelaskan, gerakan pangan murah menjadi solusi nyata mengatasi persoalan kenaikan harga pangan yang dibutuhkan masyarakat saat itu.

Sementara Sekda Jateng Sumarno menambahkan, GNPIP menjadi energi bagi semua pihak di provinsi ini untuk menjaga laju inflasi.

Sebab, Jateng menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional dengan persoalan fluktuasi harga pangan selalu menyebabkan inflasi.

Menurut Sumarno, menjadi perhatian semua dalam upaya menjaga inflasi daerah.

“Jawa Tengah ini rencana pembangunan jangka panjang 2025-2045 sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan pusat, sebagai penumpu pangan dan industri,” ucap Sumarno.

Sumarno berharap, upaya yang sudah dilakukan TPID Jateng untuk menjaga laju inflasi bisa berlanjut hingga akhir tahun mendatang. (Bud)

Ikuti Kami di Google News