Dr A Kentar Arimadyo Ingatkan Masyarakat untuk Membatasi Screen Time pada Layar Gawai

Talkshow JEC Health Talk
Rumah Sakit Mata JEC Candi @Semarang menyelenggarakan Talkshow JEC Health Talk dengan topik “Hidup Lebih Produktif dengan Mata Baru” dengan menghadirkan narasumber Dr A Kentar Arimadyo S, dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata JEC Candi @Semarang, Selasa (13/08/2024) di Hotel Metro Park View Semarang. (Foto Radio Idola Semarang)
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Masyarakat diingatkan untuk mulai membatasi screen time pada layar handphone, terutama pada anak-anak. Terlalu lama durasi di hadapan layar gawai dan terus menerus dapat berpengaruh pada kesehatan mata.

Screen time adalah waktu yang dihabiskan untuk menatap layar gadget, termasuk smartphone hingga smart TV. Screen time yang berlebihan diketahui dapat memberi pengaruh kurang baik bagi seseorang, mulai dari munculnya sikap tidak peduli dengan lingkungan sekitar hingga risiko gangguan pada mata seperti mata lelah.

Hal itu disampaikan oleh Dr A Kentar Arimadyo S, dokter spesialis mata Rumah Sakit Mata JEC Candi Semarang sebagai narasumber dalam Talkshow JEC Health Talk dengan topik “Hidup Lebih Produktif dengan Mata Baru” bersama Rumah Sakit Mata JEC Candi @Semarang bekerja sama dengan radio Idola Semarang, Selasa (13/08/2024) di Hotel Metro Park View Semarang.

Saat ini, menurut dokter Kentar, banyak di antara pasiennya yang berusia dini yang mengalami lazy eye yakni kelainan refraksi, minus/silinder/plus, di usia dini yang tidak diketahui orangtua. “Anak ini sebenarnya pintar, tapi karena setiap kali melihat papan tulis, bisa salah jawab, salah soal. Bayangkan, dia bisa mencapai skala tertentu, dia ketinggalan. Jadi, sebegitu pentingnya,” ujar dokter Kentar dalam acara yang dipandu host Donny Asyhar, penyiar radio Idola Semarang.

Dia menambahkan, dalam sebuah studi mengungkapkan, setelah pandemi Covid-19, kita mengalami “tsunami miopia” pada anak-anak. Artinya, kasus miopia pada anak dan remaja meningkat 1,4-3 kali lipat di tahun 2020 dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya. Mata miopi adalah kelainan penglihatan yang menyebabkan seseorang mampu melihat objek yang dekat dengan jelas, namun mengalami kesulitan melihat objek jarak jauh.

Merdeka dari Kacamata

Menurut dokter Kentar, ada faktor yang bisa kita lakukan sehari-hari agar kita sehat termasuk untuk merawat mata. Ketiga faktor itu, yakni: what you eat, what you do, and what you think. Apa yang kita makan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita pikiran turut menentukan kesehatan mata kita. Karena pada indera mata kita ada saraf, pembulu darah, epitel-epitel, dan oksigen.

“Itu dari mana? Untuk memberi nutrisi yang bagus ke mata kita? Ya, kita harus makan yang baik, dan oksigen harus dipompa. Mata kita sangat butuh oksigen. Oksigen dari mana? Dari pernafasan kita melalui aktivitas fisik olahraga,” tuturnya.

Dokter Kentar mengingatkan, indera mata memiliki peran signifikan bagi produktivitas manusia. Bahkan, sekira 85 persen produktivitas kita berkat indera mata. Pengetahuan yang kita dapat saat ini juga berkat mata. “Indera mata kita, begitu penting. Bayangkan, jika itu terganggu? Artinya, begitu pentingnya kesehatan indera mata,” tandas dokter Kentar.

Pada bulan Agustus 2024, dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI, Rumah Sakit Mata JEC Candi @Semarang mengadakan program Merdeka dari Kacamata. Program ini berlangsung pada 1-31 Agustus 2024. Keuntungan bagi masyarakat, akan mendapatkan potongan Rp1,7 juta untuk tindakan lasik dan smile di Rumah Sakit Mata JEC Candi @Semarang di Jl Pamularsih Raya No. 112 Gisikdrono Kec Semarang Barat Kota Semarang. (ims/her)

Artikel sebelumnyaDianggap Bahayakan Perjalanan KA, Daop 4 Semarang Larang Masyarakat Bakar Sampah di Sekitar Jalur KA
Artikel selanjutnyaMengenal Inovasi Alat Pendeteksi Dini Penyakit Rheumatoid Arthritis karya Tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang