Membentengi Persatuan dan Kerukunan Masyarakat Indonesia dari bahaya Disinformasi

ilustrasi
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Inggris diguncang unjuk rasa dan kerusuhan, setelah tiga anak tewas ditikam dan 10 orang lainnya terluka dalam insiden penikaman massal di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) lalu.

Serangan penikaman itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan berusia 6 tahun, 7 tahun, dan 9 tahun, meninggal dunia.

Insiden yang terjadi sepekan lalu itu kini berbuntut luas menjadi aksi unjuk rasa dan pembakaran, yang kini menyasar pada para pencari suaka hingga komunitas Islam di Inggris.

Mengutip CNN, insiden penikaman di Southport itu memicu kemarahan warga, yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok ‘sayap kanan ekstrem’ untuk menyebarkan informasi palsu atau disinformasi.

Kelompok-kelompok sayap kanan menyebarkan informasi bahwa pelaku penikaman merupakan seorang imigran. Padahal menurut polisi, tersangka yang berusia 17 tahun berasal dari Banks, Lancashire, sekitar 8 kilometer dari lokasi serangan. Kepala Polisi, Serena Kennedy, menyebut tersangka telah ditangkap atas dugaan pembunuhan.

Kelompok sayap kanan dengan sengaja menyebarkan informasi palsu, dengan tujuan untuk memobilisasi aksi protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris.

Pada Minggu (4/8) waktu setempat, para pengunjuk rasa merusak dan membakar dua hotel di Inggris utara, yakni di Tamworth dan Rotherdam.

Di Tamworth, para pengunjuk rasa melemparkan proyektil, memecahkan kaca jendela, dan menyalakan api. Sementara di Rotherdam, para pengunjuk rasa melempar papan kayu, membakar benda-benda di dekat hotel, dan memecahkan jendela untuk masuk.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengecam keras aksi ini. Dia memperingatkan bahwa mereka yang terlibat akan diganjar hukuman berat. “Jadi, saya tidak akan malu menyebut apa adanya, bahwa ini adalah premanisme sayap kanan,” imbuhnya.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana cara kita mencegah disinformasi yang sangat merusak ini? Bagaimana membentengi kerukunan masyarakat kita yang sangat majemuk ini dari informasi-informasi palsu yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang ingin ‘mengoyak’ kehesivitas persatuan dan kesatuan kita?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Siswono Yudo Husodo (Tokoh nasional/ Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Universitas Pancasila), Asep Suryana (Sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta), dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri (Mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: