33 KK Kampung Blangkon Solo Dapat Hunian Layak Gratis

Pj Gubernur secara simbolis menyerahkan sertifikat tanah kepada warga di Kota Surakarta.

Semarang, Idola 92,6 FM-Sebanyak 33 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Blangkon, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta mendapatkan bantuan rumah layak huni.

Sebelumnya, puluhan keluarga itu bertahun-tahun tinggal berdampingan dengan makam yang terbengkalai di lingkungan kumuh.

Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan pemberian bantuan rumah layak huni tersebut, kolaborasi antara Pemprov Jateng dan Pemkot Surakarta melalui program Omah Panel Tingkat Milik Sejahtera (Optimis). Hal itu dikatakan usai menyerahkan sertifikat tanah kepada warga penerima bantuan, kemarin.

Nana menjelaskan, banyak pihak yang terlibat dalam penataan permukiman kampung tersebut.

Pemkot Surakarta menyediakan lahan dan sarana prasarana umum, Pemprov Jateng membiayai pembangunan rumah, Baznas Jateng membantu pembuatan pondasi rumah, BPR/ BKK Surakarta menyediakan kredit mikro untuk pembiayaan tenaga padat karya dan finishing rumah.

Sementara BPN membantu menerbitkan sertipikat tanah, dan PLN menyediakan listrik.

“Ini program kami, salah satu program dalam rangka program (pengentasan) kemiskinan. Setiap unit ini terdiri dari rumah dua tingkat, ukurannya 4 x 6 meter. Jadi, satu rumah ini habis totalnya sekitar Rp100 jutaan. Tetapi kalau kita kolaborasi, semuanya bisa,” kata Nana.

Lebih lanjut Nana berpesan kepada warga penerima bantuan, agar rumah yang sudah disediakan pemerintah dirawat dengan baik dan tidak dijual.

Pemerintah juga akan membantu pengembangan usaha masyarakat, yang sebagian besar merupakan perajin blangkon.

“Akan kita buat galeri blangkon, sehingga kampung ini menjadi pusat belanja kerajinan. Kita doakan mereka akan lebih sejahtera daripada sekarang,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jateng Arief Djatmiko menambahkan, penanganan permukiman kumuh di lokasi tersebut sudah digagas sejak 2021.

Setelah berdiskusi dengan Pemkot Surakarta dan membentuk komunitas, diputuskan menerapkan konsep tuku lemah oleh omah.

“Ini varian baru dari program tuku lemah oleh omah, tapi tanahnya disediakan oleh Pemerintah Kota Surakarta,” jelasnya.

Arief menjelaskan, konsep tuku lemah oleh omah saat ini tengah menjadi pembelajaran nasional.

Harapannya, program tersebut akan mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

“Kita di Jawa Tengah ini membangun cukup banyak program terkait dengan pengentasan kemiskinan,” ujar Arief. (Bud)

Ikuti Kami di Google News