Bertandang ke Desa Terbersih Versi UNESCO, Sayang Kalau Tak Pakai Baju Adat Bali

Wisatawan domestik saat berkunjung di Desa Penglipuran menggunakan pakaian adat Bali.

Bali, Idola 92,6 FM-Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa paling bersih versi UNESCO, karena masyarakatnya menjaga kebersihan desanya.

Hal tersebut menjadi ciri khas tersendiri bagi Desa Penglipuran, karena tidak semua desa wisata di Bali mampu mendapatkan penghargaan itu.

Tak heran, di Desa Penglipuran semakin banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Karena makin banyaknya wisatawan yang datang, membuat ekonomi warga menggeliat dengan menjual berbagai pernak pernik kerajinan khas Bali maupun kuliner atau minuman khas setempat yang disebut sebagai loloh cemcem.

Usaha lainnya yang juga diminati wisatawan saat berkunjung ke Desa Penglipuran, adanya rumah-rumah warga menyediakan jasa penyewaan baju adat Bali.

Wisatawan asing maupun domestik diperbolehkan menyewa baju adat Bali untuk properti foto, sehingga kesan Bali akan terasa ketika melihat hasil jepretan fotonya.

Wisatawan pria akan mendapatkan udeng (ikat kepala khas Bali), baju putih dan sarung Bali.

Sedangkan busana wanitanya adalah kebaya Bali putih beserta bawahannya.

Salah satu penyedia jasa sewa baju adat Bali, Ni Wayan Sentraningsih mengaku senang desanya banyak didatangi wisatawan asing maupun domestik. Hal itu dikatakan saat penulis bertandang ke Desa Penglipuran, pekan kemarin.

Menurut Wayan, para penyewa kebanyakan wisatawan nusantara yang datang berpasangan.

Untuk sewa busana adat tidak ada limit waktu, dan bisa dipakai sepuasnya sembari menikmati suasana desa.

“Usaha sewa baju adat Bali sudah lama sih. Kalau berapa banyak yang sewa, tergantung pengunjungnya. Ya rata-rata 10 orang. Pas liburan sekolah bisa sampai 37 orang per harinya. Harga sewanya sih per orangnya Rp50 ribu per set,” kata Wayan.

Wayan menjelaskan, hampir setiap rumah yang ada di Desa Penglipuran menyediakan persewaan busana adat Bali.

Oleh karena itu, penyewaan busana adat Bali dikelola masing-masing rumah warga.

Wayan berharap, semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Penglipuran akan semakin banyak wisatawan menyewa baju adat. (Bud)

Ikuti Kami di Google News