Semarang, Idola 92,6 FM-OJK Jawa Tengah menilai, sektor jasa keuangan di provinsi ini sampai dengan April 2024 dalam kondisi stabil.
Kinerja tumbuh positif, didukung likuiditas yang memadai dan tingkat risiko terjaga.
Sementara total aset perbankan di Jateng posisi April 2024 tumbuh 5,41 persen (yoy), dengan nominal mencapai Rp577 triliun yang terdiri dari aset bank umum sebesar Rp527 triliun dan aset BPR sebesar Rp50 triliun.
Kepala OJK Jateng Sumarjono mengatakan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 9,32 persen (yoy), dengan nominal mencapai Rp470 triliun dan kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 9,12 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp428 triliun. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Sumarjono menjelaskan, kinerja intermediasi bank umum di Jateng terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 90,48 persen.
Sedangkan sektor IKNB, jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK sampai dengan posisi 31 Mei 2024 sebanyak 100 penyelenggara.
Terdiri dari 93 konvensional dan tujuh penyelenggara dengan sistem syariah.
“Kinerja fintech peer to peer Lending di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif. Outstanding pinjaman mencapai Rp4,9 miliar dan meningkat sebesar 25,22 persen yoy. Pertumbuhan itu diikuti dengan jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp1.717miliar dan meningkat sebesar 25,3 persen yoy,” kata Sumarjono.
Menurut Sumarjono, perusahaan pembiayaan di Jateng mencatatkan peningkatan nilai piutang pembiayaan sebesar 8,23 persen (yoy) atau tumbuh mencapai Rp34,54 triliun. (Bud)