Semarang, Idola 92,6 FM-Perekonomian di Jawa Tengah mulai mengalami pertumbuhan positif, dan salah satunya kondisi sektor jasa keuangan menunjukkan pertumbuhan stabil.
Bahkan, sektor jasa keuangan di Jateng juga didukung dengan likuiditas memadai dan tingkat risiko yang terjaga.
Kepala Kantor OJK Jateng Sumarjono mengatakan sampai dengan Maret 2024 kemarin, kondisi sektor jasa keuangan cukup stabil dengan kinerja tumbuh positif. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran pers, Selasa (4/6).
Menurutnya, stabilnya sektor jasa keuangan itu juga didukung dengan likuiditas memadai dan tingkat risiko yang terjaga.
Sumarjono menjelaskan, sampai dengan Maret 2024 total aset perbankan di Jateng tumbuh 7,84 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp562 triliun.
Terdiri dari aset bank umum sebesar Rp512 triliun, dan aset BPR sebesar Rp49 triliun.
“Dana Pihak Ketiga juga tumbuh 9,41 persen (yoy), dengan nominal mencapai Rp441 triliun. Kalau kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 10,22 persen (yoy), dengan nominal mencapai Rp414 triliun,” kata Sumarjono.
Lebih lanjut Sumarjono menjelaskan, kinerja intermediasi perbankan di Jateng juga terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 93,93 persen.
Sedangkan perbankan syariah turut juga tumbuh positif pada posisi Maret 2024 (yoy).
Tercatat, aset perbankan syariah tumbuh 18,26 persen (yoy) menjadi Rp554 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh 18.85 persen menjadi Rp436 triliun.
Sementara, penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 19,79 persen (yoy) menjadi Rp406 triliun.
“Kinerja intermediasi perbankan syariah juga cukup terjaga, tercermin dari tingkat FDR sebesar 90,23 persen dengan tingkat NPF turun sebesar 0,27 persen menjadi sebesar 5,51 persen jika dibandingkan tahun lalu,” jelasnya.
Selain itu, sektor industri keuangan non bank (IKNB) dengan jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK sebanyak 101 penyelenggara terdiri dari 94 konvensional dan tujuh penyelenggara sistem syariah.
“Kinerja fintech peer to peer Lending di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif. Outstanding pinjaman mencapai Rp2.232 miliar, dan meningkat sebesar 24,89 persen yoy. Pertumbuhan itu diikuti dengan jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp118 miliar, dan meningkat sebesar 33,69 persen yoy. Sementara perusahaan pembiayaan di Jawa Tengah mencatatkan peningkatan nilai piutang
pembiayaan sebesar 7,08 persen yoy, atau tumbuh mencapai Rp37,77 triliun,” pungkasnya. (Bud)