Semarang, Idola 92,6 FM-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Sosial, untuk menyinkronkan data anak dari keluarga tidak mampu.
Selain mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) nasional, Dinas Pendidikan juga memerhatikan data terpadu milik Pemprov Jateng.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Kustrisaptono mengatakan melalui sinkronisasi data, maka anak dari keluarga miskin atau tak mampu dan belum terjangkau DTKS nasional masih terdata di Data Terpadu milik pemprov. Hal itu dikatakan di Semarang, kemarin.
Kustrisaptono menjelaskan, secara garis besar pada PPDB SMA/SMK negeri 2024 masih memiliki empat jalur penerimaan sama dengan tahun sebelumnya.
Untuk SMA ada jalur zonasi minimal 55 persen, jalur afirmasi minimal 20 persen yang terbagi siswa miskin 15 persen, anak tidak sekolah dua persen dan anak panti tiga persen.
Sedang jalur prestasi maksimal 20 persen, serta jalur perpindahan tugas orang tua siswa maksimal lima persen.
Menurutnya, untuk jenjang SMK jalur prestasi minimal 75 persen dan jalur afirmasi maksimal 15 persen terdiri dari siswa miskin 10 persen dan anak tidak sekolah dua persen serta anak panti tiga persen.
Penerimaan berdasar domisili terdekat dari sekolah maksimal 10 persen, terdiri dari delapan persen domisili terdekat dan dua persen untuk anak guru atau tenaga kependidikan.
“Afirmasi minimal 20 persen. Dari 20 persen itu terbagi 15 persen adalah anak tidak mampu, dua persen untuk anak tidak sekolah dan sisanya untuk anak-anak panti,” kata Kustrisaptono.
Lebih lanjut Kustrisaptono menjelaskan, PPDB SMA/SMK negeri 2024/2025 tersedia 225.230 kursi untuk calon peserta didik baru.
Pemprov Jateng selalu berusaha untuk meningkatkan daya tampung sekolah negeri, di antaranya dengan mendirikan sekolah baru di kecamatan yang belum ada sekolah negeri jenjang SMA/SMK.
“Dengan kondisi demikian, yang tidak diterima di sekolah negeri Mak sekolah swasta bisa membantu pemerintah untuk mencerdaskan anak didik kita. Sekolah swasta punya kualitas yang baik. Pantauan kita sekolah SMA/SMK punya kualitas bagus secara umum,” pungkasnya. (Bud)