Semarang, Idola 92.6 FM – Teknologi digital dinilai dapat membantu pelestarian dan penyebarluasan peninggalan sejarah ataupun budaya. Dengan teknologi digital pula, budaya sebuah kelompok masyarakat dapat diakses dengan mudah oleh khalayak luas.
Demikian mengemuka dalam Simposium Culture in the New Digital World atau Budaya dalam Dunia Digital Baru pada Forum Budaya Dunia 2016 di Nusa Dua Bali kemarin. Penyajian peninggalan budaya ataupun sejarah bermanfaat bagi edukasi. Artinya, era digital memberi kontribusi bagi upaya memajukan kebudayaan. Di Indonesia contohnya, teknologi digital bisa digunakan untuk mengeksplorasi Candi Borobudur dan Jalur Rempah yang akan bermanfaat untuk pengetahuan masyarakat dunia. Namun, sayangnya di Indonesia hal ini belum sepenuhnya dioptimalkan. World Culture Forum atau Forum Budaya Dunia 2016 digelar pada 10 hingga 14 Oktober 2016 di Nusa Dua Bali.
Selain pembahasan mengenai pembahasan budaya dalam dunia digital juga diulas mengenai Keragaman Budaya untuk Pembangunan yang Bertanggungjawab atau Cultural Diversity for Responsible Development. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengemukakan untuk mewujudkan multikulturalisme sangat penting bagi Indonesia untuk merawat dua hal yang diwariskan yaitu Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Din mengatakan, Indonesia adalah model dari masyarakat multikultural. Ia beralasan, selain masyarakatnya memiliki ragam bahasa dan suku, Indonesia juga memiliki ragam agama di mana penganut masing-masing agama hidup rukun berdampingan. Din mengajak seluruh peserta untuk menghidupkan keberagaman dengan kegiatan saling berbagi, baik itu berbagi ilmu, pekerjaan, kesejahteraan bahkan kedamaian. Dengan praktek berbagi tersebut, Din yakin keberagaman budaya di seluruh dunia bisa menunjang pembangunan yang tidak hanya berkelanjutan, tapi bertanggung jawab.
Lantas, bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung budaya sebuah bangsa? Mampukan era digital memberikan kontribusi nyata bagi upaya memajukan kebudayaan sekaligus merajut spirit multikulturalisme?
Guna memeroleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu Radio Idola 92.6 FM berbincang dengan beberapa narasumber, yakni: Radhar Panca Dahana, Sosiolog Antropolog & budayawan dan Jakob Sumardjo, budayawan. (Heri CS)
Berikut Perbincangannya:
Listen to 2016-10-14 Topik Idola – Narasumber Radhar Panca Dahana byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2016-10-14 Topik Idola – Narasumber Radhar Panca Dahana byRadio Idola Semarang on hearthis.at