Semarang, Idola 92.6 FM – Maraknya peredaraan musik dan lagu dewasa di kalangan anak-anak saat ini dinilai sangat memengaruhi tumbuh kembang anak Indonesia. Banyak kita lihat, anak justru lebih gemar menyanyikan, bahkan hafal lagu dewasa dibandingkan lagu yang layak untuk seusianya.
Menyikapi fenomena ini, Kemendikbudristek menggelar “Kita Cinta Lagu Anak Indonesia” (KILA), sebuah ajang lomba menyanyi dan menciptakan lagu anak. Upaya ini dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap lagu anak. Upaya yang digagas sejak 5 tahun lalu itu juga sebagai wujud komitmen membentuk ekosistem lagu anak Indonesia dan mendukung pendidikan karakter anak.
Menurut Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek-Ahmad Mahendra, hingga saat ini, KILA berhasil menarik perhatian komunitas para pencipta dan pemerhati lagu anak dari berbagai daerah di Indonesia. Selain kegiatan lomba, KILA 2024 juga akan melakukan sosialisasi di sejumlah kota dengan membawakan lagu-lagu karya pemenang lomba cipta lagu KILA tahun-tahun sebelumnya, dalam bentuk pentas lagu anak.
Lalu, melihat fenomena semakin jarangnya produksi lagu anak, sebenarnya apa pentingya lagu anak? Apa pengaruhnya? Bagaimana cara menghidupkan ekosistem, agar lagu anak kembali marak seperti beberapa tahun lalu?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pengamat Pendidikan dan Perlindungan Anak, Rita Pranawati. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: