Semarang, Idola 92.6 FM – Jepang secara resmi mengalami resesi ekonomi akibat penurunan tajam mata uang yen selama dua tahun terakhir. Mata uang Jepang turun hampir seperlima terhadap dollar Amerika Serikat pada tahun 2022 dan 2023. Penurunannya bahkan pernah mencapai angka sebesar 7 persen pada 2023. Tidak hanya itu, Jepang juga harus turun peringkat; dari semula sebagai negara dengan ekonomi terbesar nomor 3 di dunia, kini hanya menempati peringkat empat.
Atas situasi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun angkat bicara soal kondisi Jepang yang masuk ke jurang resesi karena dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Jepang yang minus. Menurut Menkeu, hal ini terjadi karena perekonomian negara tersebut masih lemah dan belum pulih dari pandemi covid-19. Di tengah kondisi itu, ekonomi Jepang juga tertekan oleh kebijakan sejumlah bank sentral yang menaikkan suku bunga tinggi beberapa tahun lalu.
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari resesi Jepang? Adakah resesi tersebut berdampak bagi perekonomian Indonesia?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Prof Ari Kuncoro (Ekonom/ Rektor Universitas Indonesia) dan Tauhid Ahmad (Senior ekonom INDEF). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: