Mencermati Debat Capres Pamungkas, Seberapa Pendalaman Para Capres pada Isu Pendidikan?

Debat Capres Kelima
Capres Anies Baswedan saat tampil dalam Debat Capres Kelima (4/2). (Photo/Istimewa)

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada Minggu (04/02) malam lalu, KPU telah menggelar debat kelima Pilpres 2024. Salah satu tema besar yang diusung untuk adu gagasan para Capres yakni pembangunan SDM yang meliputi sub tema: pendidikan.

Namun, dari amatan sejumlah praktisi pendidikan, ketiga capres dinilai belum menawarkan terobosan serius terkait perbaikan kualitas pendidikan serta sistem pendidikan yang lebih berkeadilan. Tawaran inovatif untuk menjawab masalah yang sudah turun-temurun tersebut dinilai masih normatif.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, dari debat pamungkas lalu, sebenarnya ada beberapa topik pendidikan yang mencuat saat debat. Namun sayangnya, tidak satu pun dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para kandidat. Semua jawaban bersifat biasa-biasa saja, tanpa ada terobosan baru dan tawaran sebuah sistem pendidikan yang lebih berkeadilan.

Senada, Yayasan Cahaya Guru menilai, debat capres tentang isu pendidikan belum menjawab persoalan mendasar, baik dari kacamata mikro maupun makro. Dalam perspektif mikro, para capres mestinya bisa memperhatikan kondisi belajar mengajar anak-anak saat ini. Sementara kalau perspektif makro/ pendidikan dapat dilihat sebagai penunjang sistem budaya, sosial, politik dan ekonomi suatu bangsa. Mereka melihat debat capres belum memberikan substansi pada keduanya.

Lalu, mencermati debat capres pamungkas Pilpres 2024; pendalaman masalah pada bidang Pendidikan, seperti apa yang mestinya menjadi fokus perhatian? Apa saja persoalan krusial pendidikan yang perlu dibenahi di pemerintahan yang baru nanti?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Muhammad Mukhlisin (Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru) dan Ubaid Matraji (Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI)). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News