Imran Kudus, Penulis dan Pencatat Budaya Buton Sultra

Imran Kudus
Imran Kudus Penulis/Pencatat Budaya Buton Sulawesi Tenggara.(Foto: Imran)

Bau-Bau, Idola 92.6 FM – Sosok satu ini sejak kecil sudah mencintai adat dan budaya di kampung halamannya. Melalui cerita, prosesi adat, hingga menu masakan tradisional membuatnya semakin cinta terhadap tradisi leluhur ketika dewasa.

Maka, ia pun saat dewasa menjadi penulis dan pencatat budaya daerahnya. Sosok itu adalah Imran Kudus, yang dikenal sebagai penulis/pencatat budaya Buton Sulawesi Tenggara.

Menurut Imran, ketika pulang ke kampung halaman usai lulus S2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2009 lalu, ia mulai mencatat dan menulis warisan budaya kesultanan Buton.

Hal ini karena ia lahir, besar dan hidup dalam keraton kesultanan Buton. Sehingga dari kecil hingga dewasa, tradisi, budaya kesultanan sangat kental dengan kehidupan Imran.

Kegiatan SANTIAGO
Kegiatan SANTIAGO di dalam Benteng Wolio (Keraton Kesultanan Buton). SANTIAGO adalah upacara ziarah ke makam para Sultan Buton.(Foto: Imran)

Kepada radio Idola pagi (01/02) tadi, Imran menuturkan, ketika pulang ke kampung halaman, belum ada banyak cacatan dengan baik. Yang ada berupa manuskrip. Ia khawatir jika tak dicatat dengan baik, generasi muda akan semakin jauh dengan sejarah kesultanan Buton.

Sejak 15 tahun lalu, Imran melakukan digitalisasi naskah-naskah kuno yang bersumber dari naskah keluarga. Sampai kini belum rampung. Tak hanya menyalin, ia juga mewawancarai dengan pelakunya.

Imran Kudus lahir di Baubau, 4 Juli 1983. Profesi sebagai akademisi dan penulis. Pendidikan: S-1 FKIP UHO Kendari, S-2 FMIPA UGM Yogyakarta. Karya antara lain: Buku Kuliner Tradisional Buton: Sekali mencicipi Dikenang Sepanjang Masa” (2018) dan Buku “Kerajinan Tradisional Buton: Warisan Negeri yang Menakjubkan” (2019).

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Imran Kudus, penulis/pencatat budaya Buton Sulawesi Tenggara. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News