Tuban, Idola 92.6 FM – Sosok satu ini mendirikan Koalisi Perempuan Ronggolawe untuk membantu para perempuan mendapatkan keadilan di daerahnya. Tak berorientasi materi, ia selalu memberlakukan sistem probono ketika membantu para perempuan yang menjadi korban kekerasan.
Sosok itu adalah Nunuk Fauziyah (41 tahun), aktivis peduli perempuan dan pendiri Koalisi Perempuan (KP) Ronggolawe Tuban Jawa Timur.
Menurut Nunuk, ia dan beberapa aktivis perempuan mendirikan KP Ronggolawe karena melihat realitas di lapangan, adanya kesenjangan dan diskriminasi. Jika dibiarkan, bisa menghambat perkonomian. Meski di awal mereka tak saling kenal, tapi KP Ronggolawe tetap berdiri untuk membantu perempuan dalam permasalahan hukum. “Menyamakan persepsi bahwa pentingnya seorang profesi lawyer itu ya, mampu memberikan bantuan kepada masyarakat terutama perempuan miskin dan pengacara kami adalah pengacara terpanggil loh,”jelas Nunuk kepada radio Idola, pagi (29/01) tadi.
Sejak berdiri pada 2004 hingga Januari 2024, KP Ronggolawe menangani lebih dari 1700 kasus kekerasan dan semua probono. Ini antara lain, meliputi kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam pacaran, pemerkosaan, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan manusia.
Nunuk Fauziyah lahir di Lamongan, 10 Juni 1982. Pendidikan: S-2 Magister Manajemen Universitas Mahardika Surabaya (2013). Prestasi: Penghargaan sebagai perempuan pembela HAM dari BUMN, Tim Penulis Buku Saku Rujukan Layanan Pendampingan Perempuan Korban Kekerasan wilayah Jatim-Bali, dan Juara III Metode Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Tingkat Jawa Timur.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Nunuk Fauziyah, aktivis peduli perempuan dan pendiri Koalisi Perempuan (KP) Ronggolawe Tuban Jawa Timur. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: