Semarang, Idola 92.6 FM – Para calon presiden dan wakil presiden yang ikut dalam Pemilihan Umum 2024 dinilai belum sensitif terhadap aspirasi dan kepentingan perempuan. Isu-isu yang terkait dengan perempuan kurang tergambar dalam visi-misi ataupun program kampanye mereka. Bahkan, sejauh ini isu perempuan nyaris tidak disentuh dalam debat calon presiden.
Padahal, suara perempuan sangat menentukan dalam Pemilihan Umum 2024. Berdasarkan data KPU, dari total 204.807.222 pemilih, sebanyak 102.588.719 perempuan dan 102.218.503 laki-laki.
Karena itulah, suara dan kepentingan perempuan seharusnya mendapat perhatian khusus dari para capres dan cawapres yang berkontestasi dalam Pemilihan Umum 2024. Masa depan bangsa Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari peran perempuan.
Aspirasi ini disuarakan oleh para perempuan aktivis dan pemimpin organisasi perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM. Pernyataan sikap yang mereka angkat bertajuk ”Perempuan Tidak Bisa Ditinggalkan, Perempuan Menentukan Kemenangan” yang disampaikan pada Rabu 20 Desember 2023 di Jakarta.
Lalu, ketika Capres-Cawapres dinilai belum perhatikan kepentingan perempuan: bagaimana cara meng-encourage atau mendorong para capres dan cawapres agar mendengarkan suara perempuan dalam Pemilu 2024?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Ulfa Kasim (Wakil Direktur Program KAPAL Perempuan) dan Luthfi Makhasin, Ph.D (Pengamat Politik/Dosen FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: