Bagaimana Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Daya Beli Masyarakat?

Jokowi Pusing
Jokowi Pusing. (Ilustrasi/Istimewa)

Semarang, Idola 92.6 FM – Hasil survei berkala Kompas periode Desember 2023 secara umum menunjukkan, pada tahun keempat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, terjadi sedikit penurunan kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Salah satu bidang yang menyumbang penurunan kepuasan adalah ekonomi. Kepuasan di bidang ekonomi pada periode Desember 2023 turun 0,7 persen menjadi 60,8 persen.

Dalam kondisi ekonomi lesu yang menyebabkan penurunan kepuasan terhadap kinerja ekonomi, publik mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga daya beli Masyarakat, dengan memberikan bantuan langsung.

Peningkatan kepuasan yang terjadi karena selama tiga bulan terakhir, pemerintah gencar menyalurkan paket kebijakan stimulus fiskal kepada masyarakat kelas menengah-bawah. Tujuannya, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.

Meski demikian, bantuan yang sifatnya sebagai “umpan dan bersifat sementara” ini belum sepenuhnya mampu mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Sehingga, dibutuhkan ”kail” atau bahkan ”perahu” untuk mengatasi dua masalah tersebut.

Lalu, apa saja upaya yang mestinya dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat, tanpa harus bergantung pada bantuan langsung yang hanya bersifat sementara? Bagaimana upaya lain yang mestinya ditempuh pemerintah untuk memberi “kail” dan bukan “ikan” bagi masyarakat kategori miskin?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Akhmad Akbar Susamto, Ph.D. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMenyoroti Apresiasi Publik Terhadap Kinerja Pemerintah Presiden Jokowi yang Masih Tinggi tapi Penegakan Hukum Masih Menjadi Ganjalan
Artikel selanjutnyaAtasi Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Beri Bantuan Modal Usaha Produktif