Semarang, Idola 92.6 FM – Pada tiap tanggal 20 November kita memperingati Hari Anak Sedunia. Peringatan ini menjadi momentum bagi masyarakat dunia untuk memberikan perhatian khusus kepada pemenuhan hak dan perlindungan anak-anak di berbagai belahan bumi. Kendati ada kemajuan penting, tapi berbagai krisis dan tantangan akibat pandemi Covid-19 memengaruhi pemenuhan hak-hak anak di dunia, termasuk di Indonesia.
Dilansir di Kompas.id (20/11), di Indonesia, kesejahteraan anak, termasuk penurunan angka kematian anak dan ibu, cakupan layanan kesehatan utama, dan upaya berkelanjutan transformasi sistem pendidikan, masih menghadapi banyak tantangan. Sejumlah anak masih terpinggirkan, tertinggal, dan hidup dalam jerat kemiskinan.
Terkait pencegahan stunting atau gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi kronis, Indonesia mencapai kemajuan signifikan dalam mengurangi stunting. Namun, satu dari lima anak di bawah usia lima tahun masih mengalami stunting. Mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia, angka ini merupakan angka tertinggi kelima secara global.
Maka, ketika sepertiga penduduk Indonesia terdiri dari anak-anak dan, investasi apa pun pada anak merupakan investasi masa depan bagi sebuah Negara: Lalu, bagaimana meningkatkan komitmen masyarakat untuk pemenuhan hak-hak dan perlindungan anak? Apa saja tantangan yang masih kita hadapi dalam upaya ini?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Dr. Itje Chodidjah, M.A (Pendidik dan juga sebagai Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO) dan Nahar (Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA)). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: