Magelang, Idola 92,6 FM – Bergelar sarjana ilmu biologi, membuat warga Borobudur ini mencintai segala sesuatu berbau alam dan salah satunya adalah teknik pewarnaan kain batik.
Bahkan, batik buatannya itu banyak dilirik wisatawan yang sedang berkunjung ke kawasan Candi Borobudur.
Adalah Siska Nurani pemilik Kirana Ecoprint Borobudur mengatakan usahanya itu sudah dirintis sejak 10 tahun yang lalu, dan saat ini terus berkembang hingga ramai pesanan. Hal itu dikatakan saat ditemui di sela pameran di kawasan Candi Borobudur, baru-baru ini.
Siska menjelaskan, produk kain batik yang dihasilkan itu berasal dari cetakan dedaunan maupun bunga dan menggunakan pewarna dari bahan alami.
Semua jenis dedaunan sebenarnya bisa digunakan atau diterapkan dalam teknik ecoprint, tergantung dari kreativitas perajinnya.
Menurut Siska, ecoprint mengenal teknik kukus atau steam dan model dipukul.
Teknia kukus hanya meninggalkan tapak atau siluet putih pada kain, sedangkan teknik pukul bisa mengeluarkan warna saat diaplikasikan ke kain.
“Saya senang dengan kegiatan yang nature, dan kebetulan background pendidikan saya biologi. Jadi memang sudah senang dengan yang alam-alam gini. Awalnya karena sering lihat di Instagram yang bikin-bikin gitu, akhirnya saya kepengen dan mulai coba-coba bisa. Tapi waktu itu belum komersil, baru dipakai sendiri,” kata Siska.
Lebih lanjut Siska menjelaskan, pada 2001 dirinya mulai memberanikan untuk menjual produk buatannya ke pasar.
Terlebih lagi, ada pendampingan dari PLN sebagai desa eco green.
“Kalau sedang tidak hanya kegiatan, seminggu saya bisa buat 6-8 kain. Untuk penjualan selain lewat pameran, saya juga titip di teman yang punya galeri,” jelasnya.
Siska menyebut, permintaan kain ecoprint buatannya sudah menjangkau seluruh wilayah di Tanah Air dan sempat pengiriman ke Busan, Korea Selatan. (Bud)