Buat Warga Mandiri dan Tambah Cuan, Patra Jasa Beri Pelatihan Pengolahan Sampah

Nia Khania
Nia Khania, pemilik UMKM D Kipas menunjukkan beberapa barang kerajinan yang terbuat dari sampah daur ulang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Sampah menjadi permasalahan sosial yang harus dipecahkan bersama, agar lingkungan menjadi bersih dan lestari.

Salah satunya adalah pengolahan sampah menjadi kerajinan tangan dari ulang, yang dilakukan Patra Semarang Hotel & Convention, dengan memberdayakan masyarakat sekitar.

General Manager Patra Semarang Hotel & Convention Endang Lestari Ningsih mengatakan pihaknya mengajak warga di Wonotingal, untuk bisa mengolah sampah limbah rumah tangga menjadi kerajinan tangan. Hal itu dikatakan di sela kegiatan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di hotel, Rabu (13/9).

Endang menjelaskan, pihaknya memberikan peralatan untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah daur ulang dan membangun gudang sampah.

Kepada warga Wonotingal, pihaknya memberikan pelatihan pemanfaatan sampah untuk dijadikan kerajinan tangan.

Menurut Endang, kegiatan pengolahan sampah itu bisa menjadi modal warga dan tujuan akhirnya mampu menambah pendapatan bagi masyarakat.

“Kita mengetahui pentingnya untuk mengelola sampah supaya menjadi bermanfaat, biar pengelolaan itu ada nilai ekonominya yang tentunya berdampak baik kepada masyarakat. Nantinya sampah yang diolah itu bisa menjadi barang yang bisa dijual atau dipasarkan,” kata Endang.

Sementara pemilik UMKM D Kipas, Nia Khania mendapat kepercayaan untuk memberikan pelatihan pengolahan sampah menjadi barang daur ulang kepada warga Wonotingal.

Dirinya membagikan materi dan ilmu, untuk warga Wonotingal dalam mengolah limbah sampah menjadi kerajinan tangan.

Menurut Nia, yang paling mudah dilakukan adalah membuat souvernir dari barang-barang bekas.

“Ini dari koran bukan dari rotan, dan ada juga dari kain perca potongan kain batik. Barang bekas itu kan yang dari koran dan kain perca serta botol bekas. Nanti kita kasih tiga teknik di sini,” ucap Nia.

Nia menyebut, koran dan kain perca dari kain batik adalah bahan paling mudah untuk diolah dan dibuat untuk kerajinan tangan.

Nantinya, masyarakat Wonotingal yang mendapat pelatihan bisa mengembangkan dan bisa dijadikan lahan usaha menguntungkan. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaSenangnya Indra, Bisa Nambah Ilmu Perbankan Lewat Pojok Braile Milik BI Jateng
Artikel selanjutnyaProgres Pembangunan Bali International Hospital Capai 40 persen