Buleleng, Idola 92.6 FM – Berlokasi di Lereng Bukit Lesung Banjar Tamblingan Munduk Buleleng Bali, sekelompok orang membentuk Kelompok Amerta Giri Lesung alias Taring sebuah gerakan pertanian Organik. Kelompok ini memiliki tujuan agar petani mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia dan pestisida.
Kelompok Amerta Giri Lesung (Taring) digagas oleh I Komang Edi Juliana (24). Edi tergabung dengan kelompok petani muda keren dan petani milenial. Ia juga dikenal sebagai petani petualang karena ia sering berkeliling ke berbagai pelosok dan daerah di Bali, bertemu petani untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi para petani.
โSekitar 2016, sebelum tahun 2016 banyak permasalahan-permasalahan di desa saya, masalah pertanian,โtutur Edi mengawali ceritanya kepada radio Idola, pagi (31/08) tadi.
Ia menjelaskan dulu di wilayahnya banyak yang melakukan budidaya kopi arabika. Seiring perkembangan jaman, kopi arabika diganti jeruk, kemudian bunga pecah seribu. Baru ke sayur mayur. Di sinilah masalah mulai mencuat. Ternyata tanaman sayuran tak bisa tumbuh maksimal karena kekeliruan penggunaan pupuk.
Edi bergerak. Pada 2017, Edi memulai membuat pupuk. Meski berulang kali gagal, tapi tak menyurutkan semangatnya. Sampai akhirnya menemukan formula seperti yang dipakai para petani saat ini.
Selanjutnya, ia perkenalkan pupuk kompos produksinya dengan harga murah. Pupuk kompos dengan harga Rp40 ribu ini diyakininya berkualitas tinggi. Tak ada campuran tanah, murni kompos.
Bersama 12 anggota kelompok, ia berhasil membujuk petani untuk beralih ke pupuk kompos. Sembari melakukan edukasi, ia bersama Taring memproduksi pupuk dari limbah budidaya tanaman seperti cengkeh, kopi, dan aneka sayuran.
Edi dinobatkan sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award Tingkat Provinsi 2022. Dan lolos 70 besar Young Ambasador Agriculture 2023,
Selengkapnya mengenal Kelompok Amerta Giri Lesung alias Taring, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama penggagasnya, I Komang Edi Juliana dari Bulelengย Bali.ย (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: