Semarang, Idola 92.6 FM – Kesehatan mental dan sosial remaja dinilai perlu diperkuat agar menjadi generasi muda bangsa yang tangguh. Perlu intervensi dalam perilaku dan lingkungan untuk membiasakan hidup sehat secara mental dan social.
Saat ini, banyak remaja rentan menghadapi masalah mental, emosional, sosial, dan perilaku. Untuk itu, penting bagi keluarga dan para pendidik untuk mendukung remaja agar memiliki kesiapan mental dan sosial yang baik, dan terbebas dari perilaku berisiko.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim B Yanuarso, dalam webinar bertajuk “Mendidik Remaja Kuat Secara Mental dan Sosial”, Senin 28 Agustus 2023 dilansir dari Kompas (29/08). IDAI mengangkat topik remaja karena ada banyak perilaku remaja berisiko. Hal itu misalnya, mereka sering terlibat atau bahkan menjadi korban dari perundungan, pembunuhan, kekerasan, atau perkosaan.
Atas kondisi ini, kita bertanya-tanya tentang pentingnya Socio-emotional learning (SEL). SEL adalah proses pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk memahami dan mengelola emosi mereka.
Pentingnya mengajarkan SEL kepada anak-anak muda karena keterampilan ini tak hanya dapat membentuk generasi muda bangsa yang tangguh tetapi juga dapat membantu mereka untuk meraih kesuksesan di sekolah dan dalam hidup. Ketika anak-anak muda dapat mengelola emosi mereka dengan baik, mereka akan lebih mampu fokus pada tugas-tugas akademik dan mencapai tujuan mereka. Mereka juga akan lebih siap untuk menghadapi tantangan sosial dalam kehidupan mereka, seperti bully dan tekanan teman sebaya.
Selain itu, pengembangan keterampilan sosial dan emosional dapat membantu anak-anak muda menjadi orang yang lebih baik dan lebih berempati terhadap orang lain.
Lalu, belum terlalu mendesakkah untuk mengajarkan Socio-Emotional Learning (SEL) kepada para siswi kita secara Terstruktur, Sistematis dan Masif untuk mencegah problematik yang dihadapi oleh para remaja kita?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Yuli Kurniawati Sugiyo Pranoto, S.Psi., M.A., D.Sc. (Lektor Kepala (Ketua Program Studi S2), FIP-Pendidikan Guru PAUD Universitas Negeri Semarang), Prof. Sutrisna Wibawa (Ketua Dewan Pendidikan DI Yogyakarta/ dosen Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta), Susatyo Yuwono, M.Si, (Psikolog Universitas Muhammadiyah Surakarta), dan Prof Masrukhi (Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: