Jakarta, Idola 92.6 FM – Selasa Pagi, 15 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta menduduki peringkat 1 Terburuk di Dunia. Hal ini pun menjadi perbincangan publik di Indonesia.
Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi Ibu Kota berada di angka 183 pada pukul 08.00 WIB dan menempati peringkat ke-1 kota paling berpolusi di dunia. Bahkan sehari sebelumnya, dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo memberikan empat instruksi atau perintah untuk menangani buruknya kualitas udara di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Menurut Prof Budi Haryanto Epidemiolog Lingkungan/Direktur Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (UI),banyak faktor penyebab rendahnya kualitas udara di Ibu Kota.”Yang dominan kendaraan bermotor, industri, dan PLTU,”tutur Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI kepada radio Idola, pagi (16/08) tadi.
Dampak dari polusi udara bisa dirasakan oleh warga dari yang mulai ringan sampai berat. Mulai batuk, flu sampai sesak nafas ataupun terkena penyakit jantung. Padahal menurut Budi, sejak 2010 lalu, sudah banyak yang melakukan penelitian terhadap polusi udara di Ibu Kota. Hasilnya juga sudah diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Lalu, terkait perubahan iklim dan polusi udara di Indonesia (khususnya di Jakarta), bagaimana strategi pengendaliannya?
Berikut ini mewawancara radio Idola Semarang bersama Prof Budi Haryanto, Epidemiolog Lingkungan/Direktur Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia dan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan dari FKM UI. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: