Semarang, Idola 92.6 FM – Ancaman krisis pangan saat ini menjadi salah satu hal yang sedang diantisipasi oleh global di tengah konflik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Apalagi, baru-baru ini, Rusia menarik diri dari kesepakatan perlindungan ekspor biji-bijian Ukraina via Laut Hitam yang diblokade pasukan Moskow.
Langkah yang dilakukan Rusia itu seolah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang ketahanan pangan global. Apa yang dilakukan Rusia disebut sebagai pukulan telak untuk pasar perdagangan internasional biji-bijian dan gandum.
Atas kondisi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengkhawatirkan risiko berkurangnya pasokan komoditas pangan seperti gandum akibat kebijakan Rusia hingga ancaman fenomena El Nino.
Menurut Menkeu, hal itu memberi sinyal bahwa pada paruh kedua tahun ini, kita akan sangat dipengaruhi ketidakpastian komoditas. Kondisinya hampir mirip seperti 2022. Dan, kini ditambah dengan Fenomena El Nino. Sehingga, ancaman ini harus kita waspadai pada paruh kedua tahun 2023 ini.
Lantas, bagaimana mengantisipasi krisis pangan akibat El Nino dan sikap Rusia seperti yang dikhawatirkan Menkeu Sri Mulyani? Bagaimana cara mengatasi pukulan ganda tersebut?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Yusuf Rendy Manilet (Ekonom CORE Indonesia) dan Prof Dwi Andreas Santosa (Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: