Semangat, Idola 92.6 FM – Pada usia emas ke-100 tahun Indonesia, generasi Z diproyeksikan akan menyumbang tenaga usia produktif cukup besar. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi saat puncak demografi 2030-2040 jumlah usia produktif di Indonesia mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk.
Pada masa itu jumlah penduduk usia produktif (15 tahun hingga 64 tahun) lebih besar dibandingkan usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Jumlah usia produktif diprediksi akan mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa.
Mengingat peran kualitas Sumber Daya Manusia begitu krusial dan menjadi kunci kemajuan negara, maka besar-kecilnya ‘berkah’ yang akan kita peroleh dari momentum bonus demografi sangat tergantung pada seberapa serius kita selama ini dalam menyongsongnya.
Lalu, bagaimana gambaran kondisi saat ini?
Dari total penduduk Indonesia sebanyak 270,2 juta jiwa pada 2020 lalu, proporsi generasi Z mencapai 27,94 persen. Sehingga, mereka mesti mulai bersiap memasuki puncak bonus demografi. Generasi Z mesti mempersiapkan diri sedini mungkin untuk bisa bersaing saat memasuki puncak bonus demografi. Dengan demikian, harapannya mereka tidak sekadar menjadi penonton di masa mendatang.
Maka, jika Generasi Z mesti bergegas dan bersiap menyongsong Puncak Bonus Demografi: Bagaimana dan apa saja langkah-langkahnya? Dan, siapa actor yang mesti mengorkestrasi? Apa tantangan terbesar dalam upaya memanfaatkan Bonus Demografi?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Euis Sunarti (Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB University) dan Diana Setiyawati, PhD (Psikolog dan Aktivis Kesehatan Mental Publik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: