Kendal, Idola 92.6 FM – Sebanyak 40 penggerak literasi berbagai komunitas literasi dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) mengikuti Bengkel Komunitas Penggerak Literasi yang diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Balai Bahasa Jateng) di Kabupaten Kendal pada 4-6 Juli 2023. Kegiatan ini diharapkan menjadi daya dorong perubahan yang lebih luas dalam meningkatkan minat baca dan pengetahuan literasi di Jawa Tengah.
Dengan komitmen yang kuat, komunitas literasi dan TBM dapat menciptakan generasi masa depan yang berpengetahuan, kritis, dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Hal itu dikatakan Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Andy Rahmadi Santoso, saat pembukaan Bengkel Komunitas Penggerak Literasi. “Kegiatan ini juga bertujuan menanamkan budaya literasi di lingkungan masyarakat melalui aktivitas yang berkaitan dengan kebahasaan dan kesastraan,” kata Andy di SMK NU 01 Kendal, Selasa, (04/07) lalu.
Perkuat Budaya Literasi
Andy mengatakan, kegiatan ini juga mendorong peserta untuk dapat mengembangkan keterampilan menulis kreatif, memperkuat manajemen komunitas, dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam dunia literasi.
“Pegiat literasi diharapkan dapat membangun kolaborasi antarkomunitas serta jaringan sosial. Ini merupakan wujud nyata komitmen kami untuk memperkuat budaya membaca dan menulis,” tuturnya.
Selama tiga hari peserta terlibat dalam berbagai sesi diskusi hingga ceramah inspiratif perihal manajemen dan praktik baik dalam komunitas literasi. Selain itu, peserta juga diajak mempelajari literasi dasar, membaca, dan menulis untuk kecakapan hidup, serta meningkatkan kemampuan menulis kreatif nonfiksi berdasarkan hasil bacaan. Kemudian, materi tentang pengelolaan buku dan perpustakaan komunitas, penyusunan program kegiatan kreatif yang menginspirasi, serta pengevaluasian rancangan program kegiatan komunitas literasi.
Selain itu, di sela-sela kegiatan, peserta pun mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam membangun budaya literasi yang kreatif serta berkelanjutan di masyarakat.
Andy menambahkan, Bengkel Komunitas Penggerak Literasi merupakan wujud nyata dari komitmen kami untuk memperkuat budaya membaca dan menulis. Oleh sebab itu, program literasi merupakan salah satu dari tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
“Selain memberikan wawasan dan keterampilan baru, kegiatan ini diharapkan dapat mendorong semangat kolaborasi dan perubahan positif dalam budaya literasi di masyarakat,” tuturnya.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah berharap bahwa Bengkel Komunitas Literasi di Kabupaten Kendal ini akan menjadi titik awal bagi perubahan yang lebih luas dalam meningkatkan minat baca dan pengetahuan literasi di Jawa Tengah. Dengan komitmen yang kuat, komunitas literasi dan TBM diharapkan dapat menciptakan generasi masa depan yang berpengetahuan, kritis, dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Beberapa narasumber hadir dalam Bengkel Komunitas Penggerak Literasi. Di antaranya: Zulfa Sakhiyya (Dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES), Setia Naka Andrian (Penggiat Literasi/ Dosen UPGRIS), Sawali (Sastrawan/ Guru SMP 2 Pegandon), Munawar Budi Susila (Ketua PD Forum TBM Kabupaten Magelang), dan Munawar (Kampoeng Literasi Ceria Sukorejo).
Pentingnya Kolaborasi
Sementara itu, menurut Budi Susila, Ketua PD Forum TBM Kabupaten Magelang, kolaborasi saat ini menjadi salah satu hal yang penting dilakukan penggerak literasi. Sebab, dengan kolaborasi bisa mengatasi kesulitan-kesulitan internal yang dihadapi pengelola.
“Kolaborasi bisa dilakukan dengan sesama Perpustakaan, TBM atau komunitas literasi lain, atau dengan perusahaan/ lembaga lain,” ujar Budi Susila yang juga pegiat TBM Omah Buku Desa Blondo Kabupaten Magelang.
Ia mencontohkan, di TBM ia memiliki program “Sapu Lidi” atau
Sadar Publik Literasi Digital. Materi seputar: digital ethic, digital safety, digital skill, dan digital culture.
“Di tengah gempuran budaya digital, kami merasa perlu untuk mensosialisasikan budaya digital positif dan bermanfaat, meminimalisir dampak negatif dengan menyampaikan materi kampanye dan penguasaan,” ujarnya.
Dalam upaya mendukung program Pemerintah Gerakan Literasi Digital Nasional, Indonesia makin Cakap Digital ini ia bekerja sama dengan Tim “Jempol Positif”, Kaizen Room & Jur.Komunikasi Untidar, dan mengikuti program-program Kemenkominfo RI.
“Karena saat ini eranya kerja sama atau kolaborasi, maka ini perlu dilakukan kawan-kawan pegiat dalam mengembangkan kegiatan masing-masing,” harapnya.
Kepada para penggerak literasi, ia berpesan, untuk membuat program sesuaikan dengan kebutuhan di daerah masing-masing. “Bikin program tak harus sulit-sulit. Yang mudah-mudah saja. Pokok menyenangkan masyarakat sekitar,” ujar Budi Susila.
Menjadi “Charge Batery” bagi Penggerak Literasi
Sementara itu, salah satu peserta, Widarsih, mengatakan, kegiatan ini sangat bagus sebagai ajang “charge batery” para pegiat literasi Kabupaten Kendal. “Bisa menjadi ruang untuk meningkatkan semangat sehingga tetap istikamah,” ujar pengelola Perpustakaan Desa Wacana yang beralamat di Dusun Krajan RT 01 RW 01 Desa Kedungsari Kec. Singorojo Kendal.
Widarsih yang juga guru sekolah dasar ini menceritakan, dalam mengelola, ia kerap menghadapi hambatan. Di antaranya, minimnya orang yang peduli (relawan), keterbatasan waktu karena pengelola mempunyai pekerjaan utama sehingga harus meluangkan waktu disela-sela kesibukan serta anggaran operasional.
Perpusdes Wacana berdiri sejak Februari 2009. Saat ini memiliki beberapa fasilitas. Koleksi buku kurang lebih 2000 eksemplar, ruang baca ukuran 3 m x 6 m dengan memanfaatkan garasi motor bersebelahan dengan rumah. Rak buku (5 buah), komputer (3 unit), printer (1 unit), dan smart TV (1 unit). Pada tahun 2019 mendapat Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TBIS) dari Perpusnas.
“Kami juga mendapatkan anggran Dana Desa setiap tahunnya mulai tahun 2021 sampai sekarang.,” tandas guru SDN 1 Purwogondo ini. (her)