Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Bank Indonesia bersama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar kuliah umum “Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Digitalisasi” kepada 350 mahasiswa pada selasa (30/5/2023).
Kuliah umum ini adalah bagian dari program BI Mengajar yaitu bentuk edukasi dan komunikasi publik terkait kebijakan Bank Indonesia.
Dekan FEB UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo dalam sambutannya menjelaskan, perubahan pola transaksi masyarakat pada era transformasi digital ditandai dengan peningkatan adopsi transaksi dari tunai menjadi non-tunai.
“Namun demikian, akseptasi yang tinggi juga perlu diiringi dengan peningkatan literasi masyarakat,” ujarnya.
Sementara Ketua Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Akhmad Syakir mengajak mahasiswa melihat tantangan dan peluang inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya perubahan teknologi belum tentu menjadi motor pertumbuhan jika tidak mendorong produktivitas.
“Untuk itu, Indonesia masih perlu memaksimalkan pemanfaatan perkembangan teknologi serta mengatasi beberapa kendala utama seperti regulasi, infrastruktur, dan SDM guna siap menghadapi tantangan digitalisasi,” ungkapnya.
Disisi lain Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan bahwa Bank Indonesia mendukung penuh digitalisasi melalui upaya memastikan kelancaran sistem pembayaran yang tertuang dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, arah kebijakan sistem pembayaran untuk menavigasi peran industri dan mengintegrasikan potensi ekonomi dan keuangan digital.
“Terdapat lima inisiatif utama BSPI, yakni Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, serta Reformasi Regulasi, Perizinan dan Pengawasan,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan, Inovasi sistem pembayaran tidak hanya diimplementasikan pada industri besar, namun juga menjangkau UMKM sebagai penyokong utama perekonomian Indonesia, melalui on boarding pada e-commerce dan penggunaan transaksi non tunai.
“Pada kanal QRIS misalnya, saat ini terdapat 98,25% mechant QRIS yang merupakan UMKM, terbanyak ada di Kota Semarang,” pungkasnya. (Penulis/Timi)