Semarang, Idola 92,6 FM – Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah terus mengawal pergerakan harga beras, dengan melakukan operasi pasar di sejumlah tempat.
Saat ini, harga beras di luar selain produk Bulog masih cukup tinggi harganya.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Akhmad Kholisun mengatakan harga beras yang dijual adalah beras medium, dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram yang dibayarkan masyarakat. Hal itu dikatakan saat ditemui di Pasar Bulu Semarang, belum lama ini.
Kholisun menjelaskan, saat ini untuk beras medium bukan dari Bulog masih di harga Rp11.218 per kilogram.
Pihaknya terus menggelar operasi pasar, guna menekan harga beras bisa turun dan masyarakat mampu menjangkaunya.
Menurut Kholisun, operasi pasar dilakukan di sejumlah tempat dan sesuai permintaan dari pemerintah daerah setempat yang membutuhkan.
“Untuk operasi pasar kita sudah ada jadwalnya. Seluruh pasar pencatatan BPS itu menjadi target. Di luar itu kami melayani permintaan dari pemerintah daerah yang menginginkan ada operasi pasar di wilayahnya,” kata Kholisun.
Lebih lanjut Kholisun menjelaskan, sejauh ini sudah ada permintaan dari beberapa daerah yang menginginkan operasi pasar di wilayahnya.
Kabupaten Semarang meminta operasi pasar di beberapa titik di antaranya di Kecamatan Ungaran dan Ambarawa serta beberapa kecamatan lainnya.
“Karena harga beras Bulog murah, jadi responnya cukup baik. Ini karena harga beras di luar Bulog masih tinggi,” jelasnya.
Kholisun menyebut, pergerakan harga beras saat ini dianggap sudah turun bila dibanding akhir Februari 2023 yang sempat berada di harga Rp12.831 per kilogramnya.
Menurutnya, untuk saat ini permintaan akan beras di masyarakat juga mulai berkurang antara 150 ton sampai 200 ton per harinya.
“Sampai dengan saat ini, stok beras yang dikuasai sebesar 12 ribu ton dan mampu bertahan hingga dua bulan ke depan,” pungkasnya. (Bud)