Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, pada Februari 2023 provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,29 persen.
Penyumbang inflasi pada Februari 2023 adalah beras, kemudian diikuti rokok kretek filter dan bawang merah serta bawang putih.
Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Arjuliwondo mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga, yang ditunjukkan naiknya semua indeks kelompok pengeluaran dan kelompok penyediaan makanan dan minuman. Pernyataan itu disampaikan secara daring, kemarin.
Arjuliwondo menjelaskan, dari enam kota di Jateng yang dilakukan survei, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,62 persen dan terendah adalah Kota Semarang sebesar 0,21 persen.
Sedangkan Kota Surakarta sebesar 0,48 persen, Kota Kudus sebesar 0,35 persen, Purwokerto sebesar 0,31 persen dan Cilacap sebesar 0,27 persen.
Menurut Arjuliwondo, penyebab utama inflasi pada Februari 2023 adalah kenaikan harga beras dan rokok kretek filter serta bawang merah dan bawang putih.
Harga berbagai komoditas pada Februari 2023 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
“Andil inflasi pada Februari 2023 sebesar 0,29 itu sebagian besar disumbang kelompok makanan-minuman dan tembakau sebesar 0,19 persen. Kalau untuk kelompok lainnya setelah bahan makanan adalah kelompok tranportasi dan perumahan listrik bahan bakar rumah tangga,” kata Arjuliwondo.
Lebih lanjut Arjuliwondo menjelaskan, inflasi sebesar 0,29 persen pada Februari 2023 lebih tinggi dibanding Februari 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,01 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2023 sebesar 0,61 persen lebih tinggi dibanding tingkat inflasi tahun kalender Februari 2022 sebesar 0,44 persen.
“Meskipun ada komoditas yang mengalami peningkatan harga dan menyumbang inflasi di Jateng pada Februari 2023, tetapi ada juga penahan laju inflasi. Penahan utama inflasi adalah penurunan harga daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, emas perhiasan dan cumi-cumi,” pungkasnya. (Bud)
