Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Kalangan pengembang perumahan mendorong pemerintah kembali memberikan insentif sektor property demi menggairahkan pasar. Hal ini menyusul masih lesunya pasar perumahan di awal tahun 2023 ini yang terlihat dari menurunnya transaksi penjualan Properti Expo Semarang.
Ketua Panitia Properti Expo Semarang 2023, Dibya K. Hidayat mengatakan pada pameran pertama di tahun ini pihaknya membukukan potensi penjualan 11 unit dengan angka Rp12,2 miliar. Kurang maksimal jika dibandingkan periode sama tahun lalu 25 unit dengan nilai Rp28 miliar.
“ini kurang maksimal hasilnya, jadi ini memang harus ada movement yang bagus dari pemerintah dan perbankkan,” Ungkap Dibya
Dibya mengatakan,sepanjang tahun 2022 lalu pihaknya mencatatkan transaksi Rp.123 miliar dari 86 unit penjualan. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebanyak Rp.217 miliar dengan 145 unit penjualan.
“ini sudah warning keras bagi kita semua kalau ada tiga tahun berturut – turut mengalami penurunan,” ujarnya
Untuk itu Dibya mendorong adanya insentif lagi dari pemerintah seperti saat pandemi sehingga mampu menggairahkan kembali bisnis property. Menurutnya, insentif dari pemerintah bisa dari sisi pajak. Sedangkan perbankan juga bisa turut berperan dalam hal insentif suku bunga kredit.
“Dari pengembang juga perlu ada gimik gimik promo pemasaran untuk membantu penjualan dan juga bisa menggandeng perbankan,” ungkapnya.
Dijelaskan, perlambatan di sektor properti juga akan berdampak pada sektor lainnya. Misalkan saja stakeholder properti seperti material dasar bahan bangunan akan sepi, dan begitu juga sektor tenaga kerja banyak yang tak terserap.
“Jika perputaran sektor propertinya melambat jelas akan berdampak juga pada sektor lain yang ikut melambat,” pungkasnya (tim)